Nah , setelah masuk ke dalam. Sebuah lorong kecil menyambut. Di sebelah kanan, ada tempat rak untuk menyimpan sepatu serata di sebelah kiri, toilet untuk berwudhu. Ada pintu di sebelah kiri khusus untuk perempuan sedangkan ruang sholat di sebelah kanan untuk lelaki.
Karpet merah menutupi seluruh ruang sholat. Tidak ada mihrab. Yang ada hanya sebuah mimbar  dari kayu berplitur coklat dengan anak tangga hanya empat. Sangat sederhana dan seadanya.  Disamping mihrab, ada pintuyang sedikit terbuka. Rupanya berfungsi sebagai kantor.
Suasana siang itu cukup sepi. Saya hanya sempat bertemu dengan seorang lelaki yang kelihatannya keturunan Pakistan, Dan di bagan perempuan semat terlihat beberapa wanita yang juga kemungkinan besar keturunan Pakistan.
Setelah sholat , saya pun segera meninggalkan masjid ini sambil terus bertanya-tanya  apa arti MIRAS sambil membayangkan kalau saja tidak mampir ke restoran kebab, tentunya saya gagal masuk ke masjid karena tidak tahu nomer PIN.
Riga, Pertengahan Maret 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H