Beograd, atau ada juga yang menyebutnya Belgrado atau bahkan Belgrade merupakan ibukota Republik Serbia yang merupakan salah satu pecahan dari negara yang sudah almarhum yaitu Yugoslavia.
Cuaca dingin di awal Desember tidak membuat semangat saya surut untuk mengembara di kota yang terbesar di kawasan Balkan ini. Nama Beograd sendiri berarti kota putih. Tidak mengherankan karena di kota ini banyak terdapat gedung-gedung yang indah dan megah yang berwarna putih.
Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Museum of Yugoslav History yang terletak di kawasan Dedinje, tidak berapa jauh dari pusat kota Beograd. Â Dengan Bus n0 41 jurusan Banjica 2, saya put turun di halte Muzej Jugolavije.
Berjalan pelan di halaman, tampak bendera Iran menghias sebuah gedung di sisi taman. Ternyata ini adalah gedung Kedutaan Besar Iran. Sedangkan Gedung besar yang terlihat luas , namun kaku karena berarsitektur model gedung-gedung yang dibangun pada jaman kejayaan komunis diam membisu menyapa setiap orang yang berkunjung.
Ternyata saya harus membeli tiket seharga 400 Dinar di Gedung utama dan menikmati dahulu suasana Gedung yang memiliki nama resmi "Muzej Jogoslavije" itu. Disini kita bisa melihat banyak hal tentang Tito termasuk peta perjalanannya sewaktu menjabat sebagai presiden Yogoslavia. Salah satunya adalah kunjungan ke Indonesia pada sekitar 1958 atau 1959.
Tujuan utama kunjungan saya ke Muzej Jugoslavije adalah berziarah ke makam Tito. Dan letaknya berada di House of Flowers yang ada di belakang gedung museum. Kembali saya harus menaiki puluhan anak tangga menuju gedung yang dalam bahasa Serbia disebut Kuca Sveca ini.
Memasuki House of Flowers,  sebuah papan infomasi menyambut dengan  kisah singkat tentang gedung yang dibangun pada tahun 1975 sebagai tempat kediaman musim dingin Tito dan istrinya Jovanka. Dan sekarang disini pula keduanya dimakamkan.