Yogyakarta merupakan salah satu kota yang menjadi tujuan favorit baik untuk wisatawan nusantara maupun mancanegara. Dan di musim libiran kali ini, seperti biasa hampir semua lokasi menarik kebanjiran pengunjung.
Di kawasan selatan Malioboro yang dulunya bernama Jalan Ahmad Yani dan sekarang menjadi jalan Margomulyo terdapat sebuah pasar tradisional yang merupakan tempat belanja favorit baik untuk warga lokal maupun wisatawan yang berkunjung ke Yogya. Namanya juga keren dan khas, yaitu Pasar Beringharjo.
“Selamat Datang di Pasar Beringharjo Kota Yogyakarta”, demikian terdapat sebuah papan nama yang terdapat di area dekat tempat parkir di tengah-tengah kawasan pasar. Menjelajah pasar ini, kita seakan-akan menyaksikan semaraknya perekonomian di kota Yogya. Berbagai jenis barang lengkap dijajakan di kios-kisonya. Baik di lantai dasar , lantai satu maupun lantai dua.
Mencari berbagai jenis busana, suvenir, dan juga barang keperluan sehari-hari dengan harga ramah di kantong sangat mengasyikan. Tentunya kita juga mesti pandai-pandai menawar agar bisa mendapatkan harga yang terbaik.
“Pasare resik, atine becik, rejekine apik”, cukup banyak slogan pasar ini dipasang di dinding maupun papan nama. Artinya dalam Bahasa Indonesia kira-kira “Pasarnya bersih, hatinya baik, rejekinya bagus. Disamping itu ada juga beberapa slogan yang cukup baik untuk disimak seperti “Jujur dalam berusaha cermin orang bijak”.
Selepas berjalan-jalan di dalam kios-kios di pasar tradisional yang telah dinobatkan menjadi pasar
wisata ini, saya sempatkan menikmati bakso dan teh manis di tepian jalan kecil tepat di sebalah utara pasar.
Dari sini , perjalanan dilanjutkan menuju ke arah timur. Tujuannya mencari kamar kecil dimana secara tidak sengaja saya melihat sebuah menara air menjulang tinggi. Dengan asumsi di dekat menara air biasanya di bawahnya kemungkinan terletak kamar kecil, saya pun berjalan mendekati menara tersebut.
“Hier Rust Johanna Albertina
Van Affelen van Saemspoort
Geb. 28 September 1865
Lihat Travel Story Selengkapnya