Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menentang Rasisme di Islamic Cultural Centre Dublin

21 Maret 2017   00:23 Diperbarui: 21 Maret 2017   00:50 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Ada beberapa orang lelaki yang tampak sedang duduk di pinggiran masjid. Sementara ada satu atau dua yang sedang sholat di saf depan. Mimbarnya sederhana terbuat dari kayu berwarna plitur coklat muda,  Sementara mihrabnya dihiasi marmer warna coklat tua kemeahan di kelilingi marmer warna hijau tua.
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Selesai sholat, saya kembali ke serambi.  Selain  pengummuman ada juga sebuah hiasan mosaik bergambarkan Islamic Centre ini.   “Bismillahirahmanirrahim The Islamic Cultural Centre Officially opened by President Mary Robinson on 14th November 1996 Sponsored by H.H. Sheikh Hamdan Bin Rashid Al Maktoum”, sebuah tulisan bertinta emas di atas marmer hitam menceritakan sekilas sejarah Islamic Centre ini.

Berdasarkan  informasi, Islam pertama kali masuk ke Irlandia pada pertengahan abad ke 20 ketika banyak mahasiswa yang berasal dari Timur Tengah, anak benua India dan juga Afrika belajar disini. Sebagian dari mereka kemudian menetap dan menikah dengan orang lokal dan menjadi cikal bakal perkembangan Islam di Irlandia. Jumlah penduduk muslim di Irlandia sendiri pada saat ini sekitar 55 ribu orang  Islamic centre ini sendiri dibangun di atas tanah seluas lebih dari 4 acre dan merupakan salah satu islamic centre termegah dan terluas di Eropa.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Saya kemudian meihat ke sekeliling masjid. Di bagian belakang terdapat tempat sholat khusus perempuan dan di salah satu tiang tertempel  pengumuman kursus bahasa Arab khusus perempuan dengan pengajar peemupuan juga.   Sementara di sudut lain terdapat lapangan basket dan juga sebuah sekolah.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Kunjungan di islamic centre ini kemudian diakhiri denga mampir di “Golden  Olive Restaurant” yang menyediakan makanan halal dengan menu khas Turki dan juga India. Rasanya lumayan sedap dengan  harga yang lumayan bersahabat.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dengan berjalan perlahan, kami kembali menyusuri pagar halaman menuju ke halte bus dan kembali membaca salah satu poster besar yang terpampang dengan tulisan”The Islamic Cultural Centre of Ireland Celebrates International Week Against Racism” Sat 18 March 2017.   Rupanya di tempat ini rasisme juga ditentang sesuai dengan ajaran Islam yang menjunjung tinggi perdamaian.

Dublin, Maret 2017

foto-foto: taufikuieks

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun