Rudolph Heinrich Ruete, demikian nama sang suami membawanya ke Hamburg, namun sang anak meninggal dalam perjalanan. Keluarga ini kemudian memiliki dua putri dan seorang putra lagi sampai sang suami meninggal pada 1870 dalam sebuah kecelakaan trem.
Kisah hidup sang putri ini kemudian dituliskan sebagai otobiografi yang berjdudl “Memoirs of Arabian Princess from Zanzibar”diterbitkan pertama kali dalam bahasa Jerman semasa kekasiaran Prussia. Buku ini kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan menjadi terkenal karena merupakan kisah pertama tentang putri dan kehidupan istana di Zanzibar yang dikisahkan dengan lengkap dan menarik. Buku memoir ini dalam bahasa Inggris dapat juga dibeli di toko buku museum.
Sejenak memandang ke halaman dari lantai atas istana, kita dapat melihat kompleks pemakaman para sultan Zanzibar seperti Sultan Said, Barghash, Majid, Khaled, Khalifa dan Abdullah. Sementara di kejauhan, tampak Samudra Hindia, dan juga Prison Island di mana terdapat kura-kura raksasa yang unik.
Anjangsana ke Istana museum di Stone Town ini telah membuka hati dan menyentuh tabula rasa akan kisah seorang putri sultan yang kawin lari dengan orang Jerman dan berakhir tragis di mana ahirnya sang putri meninggal di Jena, Jerman bagian Timur pada 1924.
Dari Sayyide Salme menjadi Emily Ruete: Dari Zanzibar sampai Jerman demikianlah sambil membayangkan kisah hidup sang putri, saya berjalan pelan menyusuri pantai Stone Town yang permai.
Srone Town, Zanzibar, Akhir Mei 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!