Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Tidak Ada Rumah Sakit Korban Lelaki, Adanya Rumah Tumpangan

2 November 2015   08:17 Diperbarui: 2 November 2015   09:20 3034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa Melayu atau resminya Bahasa Malaysia merupakan bahasa serumpun yang bagi kita langsung dapat dimengerti tanpa harus belajar atau kursus terlebih dahulu. Namun, kalau diperhatikan cukup banyak perbedaan dan persamaan yang kadang-kadang mengundang senyum karena kata dan istilah yang digunakan sering tidak lazim dipakai di Indonesia.

Rumah Sakit Korban Lelaki, Injak-injak bumi, atau setubuhi bumi”, barangkali merupakan lelucon dari bahasa negri jiran yang sering kita dengar di Indonesia. Namun walaupun cukup sering berkunjung kesana, baik di semenanjung, maupun Sabah atau Serawak, belum pernah dijumpai dan dilihat dengan mata kepala sendiri ada rumah sakit korban lelaki disana. Yang banyak dan sering adalah tempat yang namanya “Ibu Pejabat”, yang kalau di Indonesia artinya istri pejabat, tapi kalau di nergri jiran yang Kantor Pusat atau Head Quarter.

Perjalanan di George Town atau pusat kota tua yang menjadi World Heritage Site atau Tapak Warisan Dunia barangkali dapat memperkaya kosa kata Bahasa Malaysia yang kita kuasai. Dari jeti atau dermaga kapal ferry saya berjalan kaki menuju Masjid Kapitan Keling. Kata jeti sendiri berasal dari Bahasa Inggris jetty , Sebuah papan larangan yang berbunyi “Sila gunakan tong sampah, jangan buang sampah di merata-rata tempat, Denda Rm 500”, barang kali membuat kita tahu bahwa merata-rata artinya adalah sebarang atau singkatnya jangan buang sampah sembarangan.

Di George Town ini ada beberapa istilah yang digunakan untuk jalan . Ada istilah jalan untuk jalan yang cukup lebar seperti Jalan Masjid Kapitan Keling, namun ada juga istilah Lebuh seperti Lebuh Ah Quee dan juga Lorong untuk jalan yang lebih sempit seperti Lorong Soo Hong. Serta untuk jalan raya yang lebar akan disebut Lebuh Raya, misalnya Lebuh Raya Tun Dr Lim Cong Eu. Nama tempat dan jalan berbau Cina memang banyak sekali dijumpai di George Town ini.

Ketika naik bas Rapid Penang, ada tulisan “cermin kecemasan” yang merupakan kaca darurat yang bisa dipecahkan dalam keadaan bahaya. Serta di sebuah tempat parkir ada tulisan OKU atau orang kurang upaya bergambar orang naik kursi roda. Semuanya bisa dimengerti dalam konteks dan situasi. Seperti juga tulisan Rumah Tumpangan untuk penginapan kecil yang ada kawasan Little India. Rumah Tumpangan artinya yah semacam losemen atau penginapan. Dan tentunya masih banyak rumah lain seperti rumah urut untuk panti pijat he he.

Di depan sebuah toko juga ada iklan bertuliskan Jawatan Kosong Juru Wang alias lowongan untuk kasir. Selain dari Bahasa Inggris bahasa Malaysia juga banyak mengambil dari bahasa-bahasa yang berasal dari anak benua India. Ada tulisan Dobi Layan Diri misalnya untul binatu atau laundry swalayan. Seperti terlihat di Lebuh Campbell ini.

Kita juga bisa mengetahui sedikit istilh hukum ketika melewati Burhan & Company dengan tulisan Peguambela & Peguamcara yang merupakan terjemahan dari Advocates & Solicitors. Tentu saja di Penang hampir tidak ada kata Toko, yang ada hanya Kedai seperti Kedai Kasut, Kedai Beg, dan juga Kedai Ubat.

Namun pengumuman yang paling saya suka adalah yang terdapat di sekitar pelabuhan ferry Butterworth dimana tertulis, Maaf segala kesulitan amat dikesali kerja pembinaan sedang dijalankan untuk kesenangan masa depan”,  Ini sepertinya ocok dengan peribahasa "Berakit-rakit kehulu berenang-renang ketepian".

Namun jalan-jalan juga harus mencicipi makanan lokal atau makanan tempatan, dan di Penang, selain terkenal sebagai surga kuliner , juga terkenal dengan buah duriannya. Sebuah spanduk di depan toko yang menjual durian juga sangat menggoda dengan tulisan dalam beberapa bahasa. Dalam Bahasa Ingris ditulis Eat All You Can sedang dalm Bahasa Melayu Makan Sampai Kenyang dan gambar durian yang menggoda selera.

Jalan-jalan sekaligus Belajar Bahasa Malaysia? Siapa Takut!

Penang, Oktober 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun