Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menguak Masa Kelam Perbudakan di Zanzibar

27 September 2015   13:46 Diperbarui: 27 September 2015   14:07 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kumbukumbu Ya Historia Ya Watuma”, atau Memory for the Slaves, demikian tertera pada sebuah prasasti kecil yang ada di depan monumen budak ini. Sementara di dekat sebuah tangga melingkar di dekat katedral kita dapat melihat tulisan petunjuk arah menuju ke Slaves Monument.

Perjalanan pertama di Stone Town memang bukan sebuah wisata yang membuat hati menjadi gembira. Kunjungan ke tempat ini membuat hati terus merenung, setidaknya untuk beberapa saat akan kejadian dan sejarah masa lampau Zanzibar yang kelam sebagai pusat pasar budak di Afrika Timur.


Sambil membayangkan transaksi yang terjadi di pasar budak, dimana para pedagang dan pembeli saling tawar menawar, jalan –jalan dengan jalan kaki dilanjutkan menyusuri lorong-lorng penuh misteri di Stone Town.

Stone Town , Mei 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun