Kembali saya berjalan meniti Botanikuri yang terus menanjak dan dari beberapa sudut dapat melihat keseluruhan bangunan masjid yang seandainya tidak dilengkapi dengan menara sepintas mirip gereja. Menaranya setinggi sekitar 25 atau 30 meter dilengkapi dengan kubah kecil yang mungil.
Tidak jauh dari masjid ada sebuah rumah tua dimana didepannya dipasang sebuah plakat yang menjelaskan bahwa rumah adalah tempat tinggal Ibarhim Isfahanli (1897-1967), yang merupakan salah satu aktor teater paling terkenal dalam sejarah Georgia. Di Tbilisi, rumah-rumah tua tempat tinggal orang terkenal memang selalu diberi plakat yang ditulis dalam bahasa Georgia dan juga Russia.
Karena masih ingin mengagumi keindahan interior masjid, saya pun kembali masuk ke ruang sholat dan kali ini sempat melihat beberapa orang yang sedang sholat. Hanya ketika diperhatikan ada yang tidak biasa dengan mereka, yaitu adanya batu kecil yang merupakan tanah dari Karbala yang disebut “turbah” yang menjadi tempat sujud. Ternyata mereka adalah orang-orang Syiah yang kebetulan mampir ke masjid ini.
Ketika kemudian saya sempat berbincang-bincang dengan orang yang ada di beranda masjid ini, ternyata baik orang sunni maupun syiah sudah biasa secara bersama menggunakan masjid cantik yang ada di bukit di dekat kawasan kota tua Tbilisi ini.
Siapa sangka, di ibukota eks salah satu republik Sovyet itu kita bisa menyaksikan Sunni dan Syiah beribadah di dalam masjid yang sama.!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!