Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ngorongoro: Kawah Suku Maasai yang Mempesona

20 Juni 2015   08:53 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:43 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan dilanjutkan kembali menuju puncak di mana sebuah pemandangan menakjubkan menanti di hadapan. Hamparan Kawah Ngorongoro yang luasnya sekitar 260 km persegi dan merupakan salah satu kawah yang sudah tidak aktif paling luas di dunia. Di kejauhan tampak kawanan kerbau dan wildebeest yang nampak sangat kecil. Yang menjadi salah satu ikon keindahan kawah ini adalah danau Magadi yang airnya mengandung kadar garam yang cukup tinggi dan terlihat memiliki rona dadu atau pink yag berasal dari kawanan flamingo yang tinggal di sekitar danau.

 

Tibalah waktunya untuk memulai safari, kendaraan dipersiapkan dengan membuka atap sehingga kita bisa menikmati pemandangan dengan lebih leluasa. Mobil mulai menuruni kawah yang dalamnya lebih dari 600 meter. Disinilah kita mulai bertemu dengan berjenis-jenis satwa terutama zebra crossing yang kali ini bernar-benar zebra yang sedang menyebrang jalan.

Selain zebra, antelope, thomson gazelle, impala, dan wildebeest yang dapat dinikmati kegiatan dan kehidupan mereka sehari-hari dari jarak yang sangat dekat, tentu saja terdapat hewan-hewan lain seperti burung unta, dan juga bahkan hyena dan serigala.

 

 

Kendaraan bergerak perlahan, dan tujuannya adalahi Danau Magadi yang tetap unik dengan rona pink nya. Pemandangan rerumputan segera berubah dengan hamparan bunga berwarna kuning tiba-tiba saja menyeruak dan menghibur mata ini. Di sini, tidak ada satwa yang lalu lalang karena kehadiran bunga kuning yang menggantikan rerumputan itu.

 

Safari terus berlanjut, di sebuah savana yang luas, ada kelompok kecil simba si raja hutan yang tampak sedang asyik bermain dengan keluarganya. Dan baru di sinilah kami berjumpa dengan berberapa kendaraan safari yang lain. Semuanya asyik mengamati kehidupan Singa Afrika. Syaratnya hanya satu, jangan sekali-kali keluar dari kendaraan kalau tidak mau menjadi mangsa si simba!

 

Lalu, bagaimana kalau kita ingin sekedar beristirahat atau ke kamar kecil? Rupanya di beberapa tempat disediakan kamar kecil yang umumnya terletak agak sedikit tersembunyi di jalan setapak dan di depannya ada kepala kerbau menghalangi. Syahdan, kepala kerbau ini ditaruh oleh suku Maasai sehingga hewan buas seperti singa tidak akan masuk ke kawasan kamar kecil dan menggangu wisatawan! Suku Maasai sendiri tidak akan diganggu oleh singa karena tongkat mereka yang khas dan ditakuti singa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun