“Ayo ke masjid di Prospek Mira”, saran saya kepada teman seperjalanan sekembalinya dari lawatan menyambangi Doktor Zhivago di Peredelkino. Dari Kievskaya metro, kita tinggal naik jalur 5 yang melingkari pusat kota Moskwa menuju stasiun Prospek Mira.
Keluar stasiun, cukup mudah mencari jalan yang menuju ke kompleks Olimpikskii dimana diadakan Olympidae ke XXII pada tahun 1980. Ketika mendekati stadion saya sedikit ragu menentukan letak masjid yang disebut “Moscow Cathedral Mosque” ini. Maklum saja, kunjungan saya terakhir adalah sekitar lima tahun yang lalu dan sudah cukup banyak perubahan yang terjadi di kawasan stadion ini.
Namun, setelah berjalan sekitar lima menit akhirnya kami menemukan lokasi mesjid yang sekarang sedang dalam proses pembangunan. Beberapa menara yang tampak menjulang tinggi terlihat di lokasi masjid, sedangkan bangunan utama masjid yang lama sudah dihancurkan sama sekali sehingga tidak bisa dimasuki dan tampak sedang dalam pembangunan fondasi dan beberapa lantai bawah untuk masjid yang baru. Namun masih ada sebagian bangunan lama yang belum dibongkar, termasuk tempat mengambil wudhu dan juga bekas alamat yamg menunjukan angka tujuh.
Selesai wudhu, seorang jemaah yang mengaku berasal dari Tajikistan, mengajak kami menuju ke tempat sholat. “Kita sholat di tenda sementara menunggu bangunan masjid utama selesai”, demikian kata pemuda Tajik tadi. Sesampainya di halaman tenda, kami juga sempat dikenalkan dengan beberapa temannya.
Memasuki halaman tenda, suasana terlihat cukup ramai. Selain jemaah yang berasal dari mancanegara, terlhat juga beberapa gerai yang menjual buku-buku Islam , busana muslim dan juga berbagai perlengkapan sholat. Selain itu, kesibukan pembangunan masjid terus berlangsung tidak jauh dari tempat ini. Terlihat juga kubah emas yang baru masih tergeletak di sekitar halaman.
Yang menarik dari tenda adalah bentuk dan warna hijau yang mirip dengan warna masjid lama yang sekarang sudah dihancurkan. Hamparan sajadah berwarna hijau juga membentang di dalam tenda ini. Dan di dalamnya cukup banyak jamaah yang sedang, akan , maupun sudah selesai sholat.
Di dekat pintu masuk terdapat dua buah kotak kayu berwarna coklat yang bertuliskan zakat dan sadaqah. Semuanya tertulis dalam Bahasa Russia. Kami sempatkan memasukkkan beberapa lembar uang Ruble untuk sekedar membantu mempercepat pembangunan masjid yang walaupun belum selesai sudah terlihat betapa besar dan megahnya masjid ini nanti kalau sudah selesai.
Sambil berjalan menjauhi kompleks pembangunan masjid ini, sekali-kali kami masih melihat beberapa buah menaranya yang sudah menjulang tinggi ke angkasa. Beberapa tahun lagi, kalau ditanya dimanakah masjid terbesar di Eropah. Maka sudah pasti Moskwa jawabnya!
Moskwa, awal November 2013
Tulisan sebelumnya: http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2013/11/04/bersama-pengamen-russia-menyambangi-dokter-zhivago--607603.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H