Suwon, kota kecil yang letaknya sekitar 30 kilometer dari pusat kota Seoul dan juga sebuah kota tua yangterletak di Geonggi-do atau Propinsi Geonggi dan terkenal karena memiliki kawasan Hwaseong Fortress yangmendapat status sebagai Unesco World Heritage.
Dengan Seoul Metro Line 1, saya menuju Suwon. Perjalanan yang mulus dan cukup menyenangkan karena penumpangnya kebetulan tidak terlalu penuh sehingga hampir semua kebagian tempat duduk di sepanjang perjalanan sekitar 30 menit dari kawasan Sindorim. Hwaseong Fortress menjadi tujuan utama siang itu.
“Anyeonghaseyo”,Salam saya membuka percakapan dengan satu-satunya pegawai yang siang itu sedang bertugas di “Suwon Tourist Information Center” atau "Suwon Gwangwang Amnaeso" yang letaknya persisi di depan stasiun kereta api kota Suwon.Seorang pria berumur sekitar 50 tahunan lebih dengan ramah menjawab salam dalam bahasa Korea. Selanjutnya saya menanyakan informasi tentang bus yang menuju ke kawasan Hwaseong Fortress. “Where are you coming from?”.Sang pria berbalik mengajukan pertanyaan dan ketika Indonesia adalah jawabnya petugas tadi pun menjawab dengan bahasa Indonesia.
“Selamat Daang di Suwon”, tegurnya dengan ramah. Dan percakapan selanjutnya berlangsung dalam bahasa Indonesia karena ternyata pria bernama Kim Si Wook ini sangat lancar berbicara bahasa Indonesia yang membuat saya malu dengan buruknya kemampuan berbahasa Korea saya .
Dia segera mengeluarkan brosur tentang wisata di Suwon dan juga mengambil selembar kertas berisi nomer bus yang menuju ke kawasan Hwaseong Fortress.Namun dia terus bercerita dalam bahasa Indonesia dan sekali-kali diselingi untuk melayani turs lain.
“Saya mulai belajar bahasa Indonesia lebih duapuluh tahun yang lalu”, tambahnya lagi. Ketika itu Pak Kim bekerja sebagai pemandu wisata dan sempat bertemu dengan walikota Padang Panjang yang berkunjung ke Korea di pertengahan tahun 1980 an.
Sambil terus tersenyum gembira dia bercerita tertarik untuk belajar bahasa Indonesia karena menurutnya orang Indonesia sangat ramah.Namun yang lebih mengejutkan lagi adalah kenyataan bahwa Kim Si Wook belum pernah sekalipun berkunjung ke Indonesia.
Halte bus ada di depan sekitar 50 meter dan nanti turun di Paldamun , lima halte dari sini, jawabnya sambil tersenyum.Dengan ramah dia terus mengantar sampai ke depan kantor dan menunjukan arah tempat halte bus berada.
Siapa sangka, jauh-jauh pergi ke Suwon, saya bisa berjumpa dengan orang Korea yang fasih berbahsa Indonesia. Dan pria yang ramah ini kebetulan bekerja di Suwon Tourist Information Centre tepat di depan stasiun kereta Suwon.
Sambil duduk di dalam bus no 13 yang membawa saya ke Paldalmun, saya pun termenung akan sekilas perjumpaan dengan Kim Si Wook. Seorang pria yang belum pernah menginjakan kakinya di Indonesia, namun sangat lancar berbicara dan juga senang dengan keramahtamahan orang Indonesia.
Yang lebih mengagumkan adalah kepandaian berbahasa Indonesia itu diperolehnya dengan self study alias belajar sendiri melalui buku dan kamus.
Seoul, 23 September 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H