Bandara Changi kerap mendapat penghargaan intermasional sebagai salah satu Aeropolis terbaik di dunia.Lapangan terbang yang terletak di kawasan timur pulau Singapura bukan hanya tempat penumpang datang dan pergi, tetapi juga sebagai tempat transit, belanja, dan bisa juga berperan sebagai gedung kesenian.
Senja itu, saya tiba sedikit lebih awal di Terminal 3 bandara Changi setelah naik MRT dari pusat kota. Ketika mendekat terminal keberangkatan, terdengar suara musik khas India Selatan yang rancak , cergas, dan juga tidak henti-hentinya menghentak. Tidak terasa, kaki dan kepala ikut bergoyang dan segera menuju ke sumber suara tadi. Kebetulan masih cukup banyak waktu sebelum check in.
“Singapore Heritagefest 2014 Faith and Festivals”, demikian tertera judul acara yang menjadi sebab musabab adanya suara musik yag riang itu.Dan lantai Terminal 3 pun berubah menjadi panggung dadakan untuk acara ini dimanatiga orang gadis dengan kostum yang meriah sedang menari dengan lincahnya. Gerakan berputar, melompat, dan sekali-kali diselingi dengan mengayun bagaikan petani di ladang dan sawah.
Pada awalnya saya hanya menonton saja sambil mencoba untuk mengartikan makna gerakan tersebut. Untungnya , tidak lama kemudian, seorang pembawa acara menjelaskan makna tarian yang konon sering dibawakan pada Festival “Pungal” di beberapa negara bagian di selatan anak benua India sepertiTamil Nadu, Karnataka, dan juga Andhra Pradesh..
Festival Pungal merupakansalah satu festival yang paling terkenaldi India. Biasanya diadakan di sekitar buan Januari ketika para petani sedang musim panen baik padi-padian maupun palawija. Selain itu, kunyit yang merupakan salah satu bahan yang paling sering dipakai untuk masakan India juga sedang pada puncak musimnya.Festival ini diselenggarakan sebagai ucapan terimakasih kepada para dewa karena telah memberkahi bumi dengan hasil yang berlimpah.
Di India sana, festival ini diadakan selama empat hari berturut-turut dan syahda merupakan satu-satunya festival yang diadakan sesuai dengan penanggalan matahari.Pada hari pertama yang disebut Bhogi Pongal, pakaian dan barang tua dilemparkan ke kobaran api sebagai pertanda kehidupan baru. Sedangkan pada hari kedua,mereka memasak susu segar dalam belanga pada pagi hari dan menikmatinya kemudian di siang hari. Dari kegiatan inilah istilah Pongal yang berarti Merebus berasal. Sedangkan pada hari ketiga,sapi dan kerbau menjadi bintang perayaan sebagai ucapan terimakasih karena telah bersusahpayah bekerja di ladang dan sawah.Festival ditutup pada hari keempat dengan menadakan piknik dan saling berkunjung kerumah sanak saudara.
Saya kemudian berjalan mengitari daerah pertunjukan. Di salah satu sudut terdapat daftar acaralengkap yang meiiputi seni dan upacara baik budaya dan keagamaan yang eksis di Kota Singa .Selain itu, ada juga pojok filateli yang menggambarkan perangko yang diterbitkan sehubungan dengan festival budaya warisan yang diadakan di Bandara Changi ini.
Sekitar limabelas menit lebih saya tediam menikmati tarian dan alunan musik sambil sekali-kali melihat jam untuk memastikan tidk terlambat check ini.Dalam waktu sejenak di Terminal 3 ini, kita dapat menikmati dan mengenal lebih dalam mengenai budaya India yang merupakan salah satu etnis yang bermukim di Singapura.
Singapura, Juli 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H