Siangnya kami sampai ke pangkalan Habean. Dua puluhan pondok beratap dan berdinding terpal plastik, ada juga berdinding kulit kayu, berjejer sepanjang bantaran sungai. Kedatangan kami disambut tegur sapa bercampur canda kenalan yang telah lebih dulu di sana. Atau yang baru turun dari rimba. Riuhnya kamp membuat kami seperti saudara.
Kami memasak untuk makan menghadap malam. Ada yang memasang pukat. Ada yang memancing ikan. Targetnya semah, ikan yang lezat luar biasa. Dapat bantak, atau palau disikat juga. Sementara cucakrawa bersahutan di seberang kamp. Ditimpali berisiknya murai batu. Naluri perburunganku menggebu-gebu.
Mengingat tujuan utamanya adalah mencari gaharu, maka king kling kung klung yang merdu hanya dinikmati dengan syahdu. Disaksikan asap rokok dan wanginya kopi. Sambil memikirkan aksi berat esok hari. Yaitu mendaki bukit menuruni lembah. Berjalan kaki berhari-hari. Berdiam di hutan sebulanan. Bergerilya mencari penghidupan di pedalaman Kalimantan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H