Demokrasi dalam pendidikan menuntut adanya kurikulum yang inklusif dan beragam, yang memungkinkan siswa memahami berbagai perspektif. Pendekatan ini juga membutuhkan desentralisasi kebijakan, sehingga institusi pendidikan lokal dapat menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan komunitas setempat.
Kekuasaan sebagai Kekuatan Transformatif
Kekuasaan tidak selalu menjadi alat dominasi. Dalam pendidikan, kekuasaan dapat berfungsi sebagai kekuatan transformatif yang mendorong perubahan positif. Kekuasaan transformatif memungkinkan terciptanya lingkungan pendidikan yang mendukung inovasi, kolaborasi, dan pemberdayaan peserta didik serta pendidik. Hal ini dapat diwujudkan melalui kebijakan yang partisipatif dan inklusif.
Contohnya, kekuasaan transformatif dapat diterapkan dengan memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan pendidik untuk mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan lokal.Â
Selain itu, kebijakan pendidikan yang mendukung pelatihan guru secara berkelanjutan dan penguatan peran masyarakat dalam pengelolaan sekolah dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih adaptif dan responsif.
Tantangan dan Solusi dalam Hubungan Kekuasaan dan Pendidikan
- Domestifikasi dan Stupidifikasi
Sistem pendidikan yang terlalu kaku sering kali membunuh kreativitas siswa. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan pendekatan yang lebih fleksibel dalam penyusunan kurikulum dan metode evaluasi. Pembelajaran berbasis proyek dan kolaborasi dapat menjadi solusi untuk mendorong siswa berpikir kritis dan kreatif.
Kurikulum sering kali digunakan sebagai alat untuk menanamkan ideologi tertentu. Solusinya adalah menciptakan kurikulum yang inklusif dan memberi ruang bagi beragam perspektif. Kurikulum yang dirancang secara partisipatif akan lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat.
- Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan
Pendidikan harus melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam penyusunan kebijakan pendidikan dapat meningkatkan akuntabilitas dan relevansi sistem pendidikan.
 Penutup
Hubungan antara kekuasaan dan pendidikan harus diarahkan pada sinergi untuk menghasilkan perubahan yang berkelanjutan. Kekuasaan yang digunakan secara bijaksana dapat menciptakan pendidikan yang inklusif, inovatif, dan adaptif.Â