Mohon tunggu...
Taufik Nur Adi
Taufik Nur Adi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Seorang blogger pemula

Dosen Tetap di salah satu Perguruan Tinggi Swasta

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perjalanan Studi Saya dari D3 hingga S3

4 Januari 2022   19:02 Diperbarui: 5 Januari 2022   00:03 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pada hari Rabu, 22 Desember 2021, tepat pada pukul 19.00, akhirnya disertasi saya dinyatakan layak dan saya resmi lulus dengan menyandang gelar akademis baru.

Hari itu menjadi momen yang luar biasa bagi saya. Terlebih, saya memulai perjalanan kuliah dari jenjang D3. 

Dulu ketika saya kuliah di sebuah politeknik negeri yang cukup di kenal di Surabaya, tidak pernah sedikitpun terbesit bahwa saya akan terus melanjutkan pendidikan hingga ke jejang paling tinggi yaitui, S3.

Pikiran saya saat itu, setelah lulus kuliah dari Politeknik ya langsung bekerja di sebuah perusahaan. Selesai. Titik.

Tetapi keadaan membawa saya kearah yang berbeda.

Setelah lulus D3, saya memang langsung bekerja di sebuah perusahaan IT di Surabaya. 

Setelah bekerja selama sekitar 2 tahun, rasanya bosan dan mulai menyadari bahwa jenjang pendidikan menentukan karir juga.

Sejak itu saya memutuskan untuk melanjutkan studi ke jenjang S1. 

Saya memilih kelas karyawan karena saya masih ingin tetapi bekerja.

Kuliah sambil bekerja memiliki tantangan tersendiri, tetapi saya sangan bersyukur, saat itu saya bisa menjalani semuanya dengan baik. 

Alhasil, walaupun termasuk dalam kategori yang lulus tepat pada waktunya (bukan lulus tepat waktu), saya berhasil menyelesaikan S1 saya dalam 2,5 tahun.

2 tahun setelah lulus dari S1, saya kembali mengalami kebosanan di pekerjaan yang saya jalani saat itu.

Kebosanan yang saya alami sebenarnya bukan tentang pekerjaan yang saya kerjakan. Tetapi lebih cenderung tentang kejelasan karir kedepannya.

Akhirnya, saya memutuskan untuk resign dari pekerjaan dan pulang ke Bandung untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 di sebuah perguruan tinggi yang terkenal dengan patung gajahnya.

Sampai pada akhirnya, ditengah studi S2 saya, seorang teman mengajak saya untuk mengajar di sebuah perguruan tinggi swasta yang ada di Bandung.

Entah mengapa, saat itu saya seperti menikmati momen-momen mengajar saya dikelas.

Setiap semester saya bisa bertemu mahasiswa baru dengan berbagai karakter yang unik. 

Saya juga selalu menemukan cerita unik ketika berteman, berdiskusi dan bergaul dengan beberapa mahasiswa saya.

Hingga akhirnya, tepatnya di Tahun 2015, kampus memiliki kebijakan spesial bagi tenaga pengajar tertentu untuk segera melanjutkan studi ke jenjang S3.

Saat itu saya tidak memiliki banyak alternatif pilihan karena kalau mau jujur, saya tidak pernah mempersiapkan diri saya untuk studi lanjut S3.

Tetapi karena kebijakan kampus, mau tidak mau, saya harus segera mencari universitas untuk menempuh studi S3.

Saat itu saya tidak sengaja melihat pengumuman rekrutasi mahasiswa S3 oleh sebuah Lab yang berada di Kampus di Korea Selatan.

Sayapun tidak menundan untuk segera mengirimkan berbagai dokumen ke email yang tertera pada pengumuman tersebut.

Saya tidak pernah sama sekali bermimpi atau bercita-cita kuliah di Korea Selatan.  Tapi, kalau saya diterima dan memiliki kesempatan untuk kuliah kesana, rasanya saya juga tidak akan menolak.

Sambil menjalani proses seleksi, saya mencoba mencari tahu tentang Korea Selatan dan Beasiswa Korea yang bisa saya apply untuk meringankan berbagai biaya yang saya perlukan selama kuliah seandainya diterima.

Tak disangka, pengumuman akhir seleksi yang saya terima menyatakan bahwa saya diterima di lab tersebut dan dapat menjalani kuliah di awal tahun 2016 dengan Beasiswa Professor.

Terus terang saya sangat senang dan bersyukur karena pada akhirnya saya bisa melajutkan studi S3 di Korea Selatan.

Tahun pertama saya menempuh studi S3, semuanya masih berjalan dengan lancar dan saya belum merasakan kekhawatiran apapun tentang S3 saya.

Tetapi memasukin tahun ke 3 dan ke 4, saya mengalami kekhawatiran yang luar biasa. Karena selama 3-4 tahun, ada banyak proyek lab yang saya kerjakan tetapi proyek tersebut memiliki tema yang berbeda dan tidak cukup layak untuk dijadikan bahan disertasi.

Kekhawatiran tersebut mulai berkurang ketika di tahun ke 5 akhirnya saya menemukan topik yang tepat untuk disertasi saya dan ditahun yang sama, saya berhasil menyelesaikan paper pertama dan di terbitkan di sebuah journal.

Di tahun ke 6, saya kembali berhasil menyelesaikan dan menerbitkan paper kedua saya. Serhingga sang professor-pun mengijinkan saya untuk maju sidang disertasi.

Pada akhirnya, seperti pada awal tulisan ini, pada desember 2021, saya telah resmi menyelesaikan perjalanan studi S3 saya. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun