Sayapun tidak menundan untuk segera mengirimkan berbagai dokumen ke email yang tertera pada pengumuman tersebut.
Saya tidak pernah sama sekali bermimpi atau bercita-cita kuliah di Korea Selatan. Â Tapi, kalau saya diterima dan memiliki kesempatan untuk kuliah kesana, rasanya saya juga tidak akan menolak.
Sambil menjalani proses seleksi, saya mencoba mencari tahu tentang Korea Selatan dan Beasiswa Korea yang bisa saya apply untuk meringankan berbagai biaya yang saya perlukan selama kuliah seandainya diterima.
Tak disangka, pengumuman akhir seleksi yang saya terima menyatakan bahwa saya diterima di lab tersebut dan dapat menjalani kuliah di awal tahun 2016 dengan Beasiswa Professor.
Terus terang saya sangat senang dan bersyukur karena pada akhirnya saya bisa melajutkan studi S3 di Korea Selatan.
Tahun pertama saya menempuh studi S3, semuanya masih berjalan dengan lancar dan saya belum merasakan kekhawatiran apapun tentang S3 saya.
Tetapi memasukin tahun ke 3 dan ke 4, saya mengalami kekhawatiran yang luar biasa. Karena selama 3-4 tahun, ada banyak proyek lab yang saya kerjakan tetapi proyek tersebut memiliki tema yang berbeda dan tidak cukup layak untuk dijadikan bahan disertasi.
Kekhawatiran tersebut mulai berkurang ketika di tahun ke 5 akhirnya saya menemukan topik yang tepat untuk disertasi saya dan ditahun yang sama, saya berhasil menyelesaikan paper pertama dan di terbitkan di sebuah journal.
Di tahun ke 6, saya kembali berhasil menyelesaikan dan menerbitkan paper kedua saya. Serhingga sang professor-pun mengijinkan saya untuk maju sidang disertasi.
Pada akhirnya, seperti pada awal tulisan ini, pada desember 2021, saya telah resmi menyelesaikan perjalanan studi S3 saya. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H