Mohon tunggu...
Dr.Taufik Hidayat
Dr.Taufik Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - dokter forensik

Seorang dokter yang suka jalan-jalan,makan-makan,baca-baca, foto-foto, nonton-nonton dan nulis-nulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Masjid Azizi: Jejak Kesultanan Langkat

18 Juni 2023   15:50 Diperbarui: 18 Juni 2023   21:59 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Azizi Tanjung Pura (Dokpri)

Hari Minggu pagi (18/6) saya dan 2 orang teman meluncur menuju Tanjung Pura di kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Sore ini sebenarnya saya ada jadwal terbang kembali ke Padang, namun sangat sayang untuk melewatkan tawaran mengunjungi salah satu objek wisata sejarah-religi yang berjarak sekitar 1 jam perjalanan mobil dari kota Medan. Ibukota kabupaten Langkat adalah Stabat, namun sejarah panjang daerah Langkat berada di Tanjung Pura. 

Diantara kesultanan Melayu Sumatera Timur, Kesultanan Langkat merupakan yang tertua dan menjadi kaya setelah ditemukannya ladang minyak bumi oleh Belanda sekitar abad ke-19. Penduduk Langkat adalah suku Melayu dan suku Karo. 

Masjid Azizi atau Masjid Sultan Abdul Aziz merupakan masjid kesultanan Langkat. Masjid cantik bernuansa campuran Melayu, Eropa dan Persia ini didirikan pada awal abad ke-20. 

Dokpri
Dokpri

Eksterior masjid ini terdiri dari satu kubah utama dengan beberapa kubah kecil. Dinding masjid dicat warna khas melayu yaitu kuning dan hijau serta dihiasi kaligrafi. Didepan masjid terdapat 1 buah menara dan dibagian belakang terdapat tempat wudhu. 

Bagian interior masjid terdiri dari mimbar, mihrab dan juga dinding berhiaskan motif serta kaligrafi dan lampu gantung. Baik bagian luar maupun bagian dalam masjid terlihat cantik mempesona. Bagian dalam masjid lebih berwarna-warni daripada bagian luar. 

Dokpri
Dokpri

Disamping masjid terdapat makam sultan dan keluarga, termasuk makam salah seorang pahlawan nasional yang juga merupakan seorang sastrawan angkatan pujangga baru dan bangsawan Langkat.

Dokpri
Dokpri

Pahlawan yang dimaksud adalah Tengku Amir Hamzah. Beliau adalah putra pangeran Langkat yang melanjutkan sekolah ke Jawa dan kemudian ditarik Belanda kembali ke negeri Langkat untuk menjadi pegawai dalam struktur kesultanan. Njanji Soenji adalah salah satu karya puisi Amir Hamzah yang terbit di majalah Poedjangga Baroe. Akhir hidup Tengku Amir Hamzah sangat tragis, karena menjalani hukum pancung saat terjadinya Revolusi Sosial Sumatera Timur sekitar tahun 1946. Jasadnya ditemukan disebuah kuburan massal dan akhirnya dipindahkan ke area pemakaman di sekitar masjid Azizi.

Makam Tengku Amir Hamzah (Dokpri)
Makam Tengku Amir Hamzah (Dokpri)
"Biarlah daku tinggal disini, sentosa diriku disunyi sepi, tiada berharap tiada meminta, jauh dunia disisi dewa" adalah sepenggalan puisi yang dinukilkan dinisan Tengku Amir Hamzah.

Tak lupa kami melaksanakan solat Dhuha didalam masjid yang adem dan melanjutkan ziarah kubur sultan dan keluarganya sembari berfoto-foto.

Dokpri
Dokpri

Sekian---TH

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun