Mohon tunggu...
Taufik Himawan
Taufik Himawan Mohon Tunggu... Lainnya - tinggal di kab semarang kecamatan susukan

kuliah di uksw salatiga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Budidaya dan Pasca Panen Tanaman Tomat dan Jamur Tiram

4 Juli 2024   08:50 Diperbarui: 4 Juli 2024   08:53 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Budidaya dan Pasca Panen Tanaman Tomat

Pendahuluan
Tanaman tomat merupakan tanaman dari Solanaceae, berasal dari daerah Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tanaman semusim (berumur pendek) yang artinya tanaman tomat hanya mampu satu kali berproduksi dan kemudian mati. Tanaman tomat berbentuk perdu yang panjangnya dapat mencapai 3 meter.

Budidaya Tanaman Tomat

1. Pemilihan Bibit
Pemilihan bibit yang berkualitas adalah langkah awal yang penting dalam budidaya tomat. Bibit harus bebas dari penyakit, memiliki daya tumbuh yang baik, dan berasal dari varietas unggul yang sesuai dengan kondisi lingkungan setempat.

2. Persiapan Lahan
Lahan untuk budidaya tomat sebaiknya memiliki pH antara 5,5-7. Persiapan lahan meliputi pengolahan tanah, pemberian pupuk dasar (pupuk kandang atau kompos), dan pembuatan bedengan untuk meningkatkan aerasi tanah dan memudahkan drainase.

3. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan jarak tanam yang ideal, umumnya 40x50 cm, untuk memberikan ruang tumbuh yang cukup bagi tanaman. Penanaman dapat dilakukan langsung di lahan atau dengan sistem persemaian terlebih dahulu.

4. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman tomat meliputi penyiraman, pemupukan lanjutan, penyiangan gulma, serta pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan secara teratur, terutama pada masa awal pertumbuhan dan pembentukan buah. Pemupukan lanjutan menggunakan pupuk organik cair sesuai dosis anjuran.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit penting untuk memastikan tanaman tomat tumbuh optimal. Hama yang umum menyerang tomat antara lain kutu daun, ulat grayak, dan lalat buah. Penyakit yang sering menyerang adalah layu bakteri, busuk buah, dan embun tepung. Pengendalian dilakukan dengan cara mekanis, kimiawi, atau hayati.

Pasca Panen Tanaman Tomat

1. Pemanenan
Pemanenan tomat dilakukan ketika buah sudah matang optimal, yaitu ketika warna buah sudah merah merata. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah beserta tangkainya untuk mengurangi kerusakan fisik pada buah.

2. Penanganan Pascapanen
Penanganan pascapanen meliputi sortasi, pencucian, pengemasan, dan penyimpanan. Sortasi dilakukan untuk memisahkan buah yang berkualitas baik dengan yang rusak atau cacat. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan sisa pestisida. Pengemasan menggunakan wadah yang bersih dan aman untuk menjaga kualitas buah selama transportasi dan penyimpanan.

3. Penyimpanan
Tomat sebaiknya disimpan pada suhu antara 10-15C dengan kelembaban relatif sekitar 85-90% untuk memperpanjang umur simpan. Penyimpanan pada suhu yang terlalu rendah dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan buah dan menurunkan kualitas.

Kesimpulan
Budidaya dan penanganan pasca panen tomat memerlukan perhatian khusus untuk menghasilkan buah yang berkualitas dan bernilai ekonomi tinggi. Melalui pemilihan bibit yang tepat, pengelolaan lahan yang baik, pemeliharaan yang intensif, serta penanganan pascapanen yang benar, diharapkan petani dapat memperoleh hasil yang maksimal dari budidaya tanaman tomat.

Budidaya Jamur Tiram

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah salah satu jenis jamur yang populer dibudidayakan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Jamur ini digemari karena rasa dan teksturnya yang lezat, serta kandungan gizinya yang tinggi. Budidaya jamur tiram relatif mudah dan dapat dilakukan di berbagai tempat, menjadikannya pilihan yang baik untuk usaha kecil dan menengah.

Tahapan Budidaya Jamur Tiram

1. Persiapan Media Tanam
Media tanam yang umum digunakan untuk budidaya jamur tiram adalah serbuk gergaji kayu. Media tanam harus disterilisasi terlebih dahulu untuk membunuh patogen yang bisa menghambat pertumbuhan jamur.

**Bahan-bahan yang diperlukan:**
- Serbuk gergaji kayu
- Dedak padi
- Kapur (CaCO3)
- Air

Proses Pembuatan Media Tanam:
1. Campurkan serbuk gergaji dengan dedak padi dan kapur dengan perbandingan 80:20:1.
2. Tambahkan air hingga kelembaban media mencapai 60-65%.
3. Masukkan campuran tersebut ke dalam kantong plastik (baglog) dan padatkan.
4. Sterilisasi baglog dengan cara dikukus pada suhu minimal 90C selama 8-10 jam.

 2. Inokulasi
Inokulasi adalah proses memasukkan bibit jamur ke dalam media tanam yang telah disterilisasi. Proses ini harus dilakukan di ruangan yang bersih untuk mencegah kontaminasi.

Langkah-langkah Inokulasi:
1. Buka baglog yang sudah disterilisasi.
2. Masukkan bibit jamur tiram ke dalam baglog.
3. Tutup kembali baglog dan simpan di ruang inkubasi.

 3. Inkubasi
Inkubasi dilakukan untuk menumbuhkan miselium jamur di dalam media tanam. Tempatkan baglog di ruangan dengan suhu 24-28C dan kelembaban 70-80%. Proses inkubasi memakan waktu sekitar 30-40 hari hingga baglog penuh dengan miselium.

4. Pembentukan Tubuh Buah
Setelah miselium memenuhi media tanam, baglog dipindahkan ke ruang budidaya untuk pembentukan tubuh buah. Ruang budidaya harus memiliki sirkulasi udara yang baik, suhu 22-28C, dan kelembaban 80-90%.

Langkah-langkah Pembentukan Tubuh Buah:
1. Buka bagian atas baglog untuk memberikan ruang tumbuh bagi jamur.
2. Semprotkan air ke dalam ruangan secara berkala untuk menjaga kelembaban.
3. Tubuh buah akan mulai tumbuh dalam waktu 3-5 hari.

5. Pemanenan
Pemanenan dilakukan ketika jamur tiram telah mencapai ukuran maksimal, yaitu sekitar 7-10 cm. Pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak miselium sehingga baglog dapat menghasilkan beberapa kali panen.

Penanganan Pasca Panen
Setelah dipanen, jamur tiram harus segera dijual atau diolah untuk menjaga kesegarannya. Jamur tiram segar dapat disimpan di lemari pendingin pada suhu 4-7C selama 5-7 hari. Alternatif lainnya, jamur tiram dapat dikeringkan atau diolah menjadi produk lain seperti keripik jamur atau jamur asin.

Kesimpulan
Budidaya jamur tiram merupakan kegiatan yang potensial untuk meningkatkan pendapatan petani dan pengusaha kecil. Dengan mengikuti tahapan budidaya yang benar mulai dari persiapan media tanam, inokulasi, inkubasi, pembentukan tubuh buah, hingga pemanenan dan penanganan pasca panen, diharapkan hasil yang diperoleh akan optimal. Budidaya jamur tiram tidak hanya menghasilkan produk bernilai ekonomi tinggi, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan melalui pemanfaatan limbah serbuk gergaji sebagai media tanam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun