Mohon tunggu...
taufik hidayat
taufik hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Aktivis politik dan penggiat pendidikan

Pernah menjadi anggota DPRD Kota Banjarmasin periode 1997-1999, 1999-2004 dan ketua DPRD Kota Banjarmasin periode 2004-2009. Sekarang aktif sebagai ketua BPPMNU (Badan Pelaksana Pendidikan Ma'arif NU) Kota Banjarmasin dan ketua Yayasan Pendidikan Islam SMIP 1946 Banjarmasin

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kata Siapa Politik Itu Kotor?

18 November 2022   20:12 Diperbarui: 18 November 2022   20:15 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anggaran seratus juta rupiah per tahun itu hanya cukup untuk satu dua kelurahan, sedangkan  di Banjarmasin saat itu ada lima puluh kelurahan. Kalau anggarannya hanya segitu, selamanya jalan lingkungan dan titian ulin di Banjarmasin tidak akan pernah layak. Anggaran sekecil itu hanya cukup untuk perbaikan ala kadarnya saja.

“Bisa langsung ke jumlah usulannya saja, Pak,” potong pimpinan rapat. Rupanya penjelasan saya  dianggap terlalu panjang.

“Tak banyak Pimpinan, hanya nol saja sebiji”. Jawaban yang membuat banyak orang tertawa. Merasa lucu kali... masa, mengusulkan penambahan anggaran hanya nol sebiji? Itu ‘kan sama saja dengan tidak mengusulkan apa-apa.

Akan tetapi, lama-lama mereka baru sadar bahwa itu bukan sembarang usulan. Kalau seratus juta ditambah nol sebiji ‘kan berarti menjadi semilyar.  Usulannya ternyata adalah sepuluh kali lipat atau seribu persen. Jelas bukan usulan main-main. Alhamdulillah setelah sedikit adu argumentasi dan sedikit ngotot, usulan itu pun bisa disetujui.

Alhamdulillah lagi, setiap tahun bisa terus diperjuangkan kenaikannya. Pada akhir periode itu sudah menjadi sekitar empat milyar. Lebih-lebih saat saya diberi Allah SWT anugerah sebagai ketua DPRD Kota Banjarmasin periode 2004-2009, setiap tahun rata-rata bisa dinaikkan sekitar lima milyar rupiah.

Pada akhir masa jabatan sebagai ketua dewan (2009) total anggarannya sudah dua puluh delapan milyar rupiah. Kini, berdasarkan informasi kawan-kawan yang masih aktif sebagai anggota dewan, anggarannya sudah naik menjadi 100 Miliyar rupiah.

Alhamdulillah kini jalan lingkungan di Banjarmasin sudah rata-rata baik. Kalau tidak beraspal, ya jalan semen atau batako. Kalau masih titian ulin ulin, ya titiannya sudah disemen atasnya. Alhamdulillah wa syukurillah.

Kisah nyata di atas semoga bisa memberikan gambaran kepada kita bahwa tidak selamanya politik itu kotor. Politik kotor karena dari awal persepsi kita terhadapnya kotor. Oleh karenanya saat ada kesempatan bertindak, maka tindakan kita pun menjadi kotor. Politik itu seperti pisau, tergantung bagaimana kita menggunakannya.

Banjarmasin, 18/11/2022

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun