Mohon tunggu...
taufik hidayat
taufik hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Aktivis politik dan penggiat pendidikan

Pernah menjadi anggota DPRD Kota Banjarmasin periode 1997-1999, 1999-2004 dan ketua DPRD Kota Banjarmasin periode 2004-2009. Sekarang aktif sebagai ketua BPPMNU (Badan Pelaksana Pendidikan Ma'arif NU) Kota Banjarmasin dan ketua Yayasan Pendidikan Islam SMIP 1946 Banjarmasin

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kata Siapa Politik Itu Kotor?

18 November 2022   20:12 Diperbarui: 18 November 2022   20:15 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah ini terjadi pada tahun 1999, tahun pertama saya menjadi anggota DPRD Kota Banjarmasin periode kedua (1999-2004). Saat itu saya dipercaya pimpinan partai menjadi anggota panitia anggaran, sekaligus ketua Komisi A.

Ketika ikut rapat membahas RAPBD, perhatian tiba-tiba terfokus pada proyek yang sangat penting bagi masyarakat banyak yang berada di pinggiran kota Banjarmasin. Namun,  anehnya anggaran yang disiapkan sangat kecil dan tidak layak. Proyek itu bernama “Rehabilitasi jalan lingkungan dan titian ulin”.

Anggaran yang disediakan hanya seratus juta rupiah untuk lima puluh kelurahan. Berarti untuk satu kelurahan anggarannya rata-rata hanya dua juta rupiah. Mana cukup? Sungguh sangat memprihatinkan! Model penganggaran seperti ini jelas harus dikritisi oleh seorang wakil rakyat. Bukankah wakil rakyat itu mengemban amanah untuk menjaga kepentingan rakyat yang diwakilinya?

Kisah perjuangan sedikit lucu, tetapi seru, pun terjadi. Lucu-lucu agak bloon, gitu. Namun,  hasilnya jelas bermanfaat besar bagi masyarakat kota Banjarmasin.

Nah, dalam rapat anggaran yang pertama kali diikuti itulah, saya sungguh terkejut melihat adanya anggaran yang sangat kecil untuk kegiatan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat banyak itu. Saya langsung tergerak mengangkat tangan minta waktu bicara.

"Silakan Pak Taufik," kata pimpinan rapat.

Saya pun langsung menyampaikan pertanyaan rada bloon. Pertanyaan yang seharusnya tidak perlu ditanyakan karena semua anggota panitia anggaran harusnya sudah tahu jawabannya.

"Apakah RAPBD yang kita bahas ini sudah fiks atau tidak bisa berubah lagi angka-angkanya?” Benar 'kan pertanyaan yang bodoh alias bloon?

"Tidak," jawab pimpinan rapat, "silakan kalau mau menyampaikan usulan."

"Alhamdulillah, saya ingin menyampaikan usulan penambahan anggaran proyek rehabiltasi jalan lingkungan dan titian ulin karena proyek ini sangat vital untuk kepentingan rakyat....” Dilanjutkan dengan penjelasan sedikit panjang mengapa  penambahan anggaran proyek itu diusulkan.

Intinya program itu sangat diperlukan oleh masyarakat pinggiran kota Banjarmasin, apalagi saat musim hujan dan pasang dalam. Namun,  anggarannya sangat tidak memadai, hanya seratus juta rupiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun