Sekali lagi, keluarga sahabat SMA saya satu ini bagaikan oase di tengah padang pasir yang sangat panas. Sangat langka kita melihat ayah mengimami anaknya di zaman gadget ini. Sekumpulan anak bahkan lebih takut gadgetnya disita orangtua daripada pribadi orangtua itu sendiri.
Kita menyaksikan betapa banyak anak yang kecanduan gawai. Mereka sibuk menyelami konten di dalamnya baik game, video dan hal lain. Bayi-bayi masa kini juga tumbuh kembang berdampingan dengan gawai atau gadget. Orangtua yang sibuk adalah alasan primer pola asuh ini. Parenting di sekolah juga kerap abai dicerna orangtua masa kini. Mereka seperti menyerahkan anaknya bulat-bulat ke sekolah.
Sore ini (4/3/2024), aku belajar banyak dari keluarga Tn. Febri Kurniawan S.E dan Ny. Ade Eka Aziz, Amd. Kom. Mereka adalah orangtua yang tidak tergerus oleh bahaya laten teknologi dan pola asuhnya. Tidak terlalu memuji, begitulah yang saya serap dari pertemuan sahabat SMA tadi. Dari teman sekelas menjadi cinta. Dari cinta menjadi keluarga dengan anak-anak berbudi luhur dan patuh kepada orang tua. Barakallah, semoga kita dapat meniru keluarga ini.
Maafkan atas segala kesilafan. Kepada Allah saya mohon ampun. Tidak ada gading yang tidak retak. Tidak ada insan yang sempurna teguh bertindak. Semua salah mohon dimaafkan. Terima kasih sudah membaca untuk keluarga Kompasiana dimanapun berada. Semoga semua kita dilindungi oleh Allah SWT. Aamiin.
"Keluarga adalah wadah kebersamaan setelah menikah darinya lahir keturunan yang harus diasuh sedemikian rupa agar menjadi pengajaran yang baik (parenting). Tidak mudah menjadi orangtua, namun menjadi leader untuk parenting adalah suatu keniscayaan. Tua maupun muda, semuanya layak memberikan parenting terbaik dari yang mereka punya." - Taufik Hidayat, S. Pd.
****
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI