ketika hendak menulis pesan itu diriku tidak berada dalam pandanganmu, kau menulis kata-kata perpisahan, begitu hanyut airmata ini karena semua sudah harus berakhir
kau berpesan agar aku menjaga diri - ah, kau tega bilang begitu dengan kenyataan kau yang tidak menjagaku. kau katakan kita tidak lagi bisa hidup dalam bayangan kecemburuan, cemas dan nanar tiap kali bisikan busuk menyelinap
kau bayangkan saja, di saat kau tidak ada, apa benar aku melakukannya, apa perlu kabar burung hinggap dan menyulut emosimu
aku
dan kamu
kita sudah berjanji bahwa kita akan selalu bersama dan saling menjaga, anggap saja aku tidak membaca surat perpisahan darimu: aku mau kau disini, selamanya...
When I was about to write that message, I was not in your sight, you wrote words of farewell, so lost in tears because everything had to end
You told me to take care of myself - ah, you have the heart to say that with the fact that you didn't take care of me. You say we can no longer live in the shadow of jealousy, worry and despair every time a foul whisper sneaks up
Just imagine, when you're not around, is it true that I did it, is there a need for rumors to land and ignite your emotions?
I
and you
We promised that we would always be together and take care of each other, let's just say I didn't read your farewell letter: I want you here, forever...
****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H