Kampung adalah tempat dimana kita dilahirkan atau dimana kita lama menetap sehingga memiliki sanak saudara disana.
Tapi apa jadinya jika orangtua kita telah tiada, apakah kampung masih menjadi tempat yang sama.
Adele pernah berkata, "Di kampung halaman saya, ingatan saya menjadi segar. "
Ya benar saja. Bila kita balik ke kampung apalagi bagi mereka yang hidup merantau, ingatan atau memori akan terikat dalam diri kita.
Ingatan masa kecil, masa susah senang saat bersama - utamanya dalam sebuah keluarga.
Kampung menjadi identitas mereka yang memang berasal dari sana.
Dari kampung, segala pengejawantahan pribadi-pribadi akan terlatih, peran orang tua sungguh vital dalam menyimpul tali-temali kenangan kita akan kampung.
Seumpama peribahasa setinggi-tingginya bangau terbang ia akan ke kubangan juga. Sejauh mana seseorang merantau pasti ia ingin balik ke kampung juga - minimal segala kenangan di benaknya yang menyala.
Dalam suasana Lebaran, misalnya - balik kampung atau istilah pulang kampung menjadi suatu keniscayaan bagi yang ingin. Tidak hanya di Indonesia tradisi ini terjadi di belahan dunia lain di luar sana.
Apa yang menjadi motivasi terbesar untuk balik ke kampung? Umumnya adalah menengok orang tua. Menyambangi keluarga inti atau sanak saudara jiran tetangga yang menjadi saksi sebagian perjalanan hidup kita.
Jika orang tua sebagai pusara hidup - dapat ditengok oleh indera, alangkah nikmat dunia. Bagi mereka yang telah tiada, tentu menjadi nuansa yang berbeda dari yang biasanya ada.
Saya pernah mendengar kalimat Jika tanpa orangtua, kampung hanyalah sekadar alamat. Terkesan sok iya. Namun demikianlah - setidaknya saya rasakan.
Tanpa orangtua yang kita sayang dan melekat di hati, pulang kampung terasa cukup hambar. Tidak ada lagi wajah orangtua yang dapat dipandang.
Tidak terdengar lagi nasihat dan kemarahan kasih sayang yang selalu menggema. Tidak ada kasih, tidak ada sayang setulus orangtua yang berlaku kepada kita.
Ketika kampung adalah awal cerita dimulai, maka jika orang tua tidak ada maka bagaimana melanjutkan cerita?
Namun demikian, apapun itu semua hanyalah sedikit unsur sentimentil belaka. Kampung tetaplah kampung, tempat ia merindukan kamu dan boleh jadi dirindukan oleh kamu.
Tetap menjadi pribadi yang baik adalah pesan tidak tertulis dari mereka yang berasal dari kampung. Hidup sederhana dan melangkah tegak bagai sang surya yang teguh dalam cahaya. Semoga.
Oh Ayah, Oh Ibu,
Aku ingin balik ke kampung
Walau tidak ada lagi raga di sisimu
****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H