Apa yang menjadi motivasi terbesar untuk balik ke kampung? Umumnya adalah menengok orang tua. Menyambangi keluarga inti atau sanak saudara jiran tetangga yang menjadi saksi sebagian perjalanan hidup kita.
Jika orang tua sebagai pusara hidup - dapat ditengok oleh indera, alangkah nikmat dunia. Bagi mereka yang telah tiada, tentu menjadi nuansa yang berbeda dari yang biasanya ada.
Saya pernah mendengar kalimat Jika tanpa orangtua, kampung hanyalah sekadar alamat. Terkesan sok iya. Namun demikianlah - setidaknya saya rasakan.
Tanpa orangtua yang kita sayang dan melekat di hati, pulang kampung terasa cukup hambar. Tidak ada lagi wajah orangtua yang dapat dipandang.
Tidak terdengar lagi nasihat dan kemarahan kasih sayang yang selalu menggema. Tidak ada kasih, tidak ada sayang setulus orangtua yang berlaku kepada kita.
Ketika kampung adalah awal cerita dimulai, maka jika orang tua tidak ada maka bagaimana melanjutkan cerita?
Namun demikian, apapun itu semua hanyalah sedikit unsur sentimentil belaka. Kampung tetaplah kampung, tempat ia merindukan kamu dan boleh jadi dirindukan oleh kamu.
Tetap menjadi pribadi yang baik adalah pesan tidak tertulis dari mereka yang berasal dari kampung. Hidup sederhana dan melangkah tegak bagai sang surya yang teguh dalam cahaya. Semoga.
Oh Ayah, Oh Ibu,
Aku ingin balik ke kampung