Tradisi Masak Arsik
Arsik biasa dimasak oleh masyarakat Batak di sekitar Danau Toba namun menyebar di hampir seluruh tanah Tapanuli dan umumnya Sumatera Utara.
Masak ikan mas arsik bagi masyarakat Batak ternyata punya tujuan khusus mulai dari kelahiran, pernikahan hingga acara orang meninggal.
Khusus bagi orang baru menikah, jumlah ikan yang diberikan orang tua kepada anaknya adalah satu ekor sebagai lambang pernikahan mereka akan menyatu menjadi satu hubungan yang kokoh.
Pemberian ikan arsik biasanya ganjil sebagai tradisi orang Batak. Apabila diberikan ikan arsik tiga ekor artinya keluarga yang menikah itu telah diberikan kelahiran anak pertama.
Jika lima ekor ikan arsik makan itu artinya keluarga tersebut telah memiliki cucu atau generasi kedua. Untuk ikan arsik yang ketijuhy biasanya diadakan bagi raja-raja Batak dengan makna yang lebih kompleks.
Sahabat Kompasiana, ikan mas arsik ini sudah terdaftar sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang disahkan oleh Kemdikbud. Pengajuan ikan arsik dilakukan tahun 2011 dengan nomor registrasi 2011001647 sebagai kemahiran dan kerajinan tradisional yang berasal dari Sumatera Utara.
Kenangan Bersama Ikan Mas Arsik
Jika Ibu saya sudah memasak ikan ini, betapa senang hati saya. Ia belanja jauh ke pasar besar di Medan sejauh pagi hari. Ketika ikan asin telah dibersihkan dan tergeletak di dalam wajan besar, dengan semangat kami menunggu saat makan bersama.
Mungkin sudah lebih 10 tahun saya tidak pernah lagi makan arsik ikan mas setelah kepergiannya. Rasanya dan cita rasanya, masih tidak tergantikan dengan gulai lain atau dengan sajian ikan mas apapun yang pernah saya santap. Semoga bermanfaaat. Terima kasih sudah membaca.