Fadia menyadari lawan-lawannya terus mempelajari bagaimana mereka bisa dikalahkan. Untuk itu, ia mengambil jatah liburan ini untuk terus latihan agar bisa mengimbangi Apriyani Rahayu yang merupakan peraih Emas Olimpiade 2020 di Tokyo.
"Latihan terus. Karena ini sudah jadi profesi saya ya. Kami bukan kerja di kantor. Nanti bila libur lama - teknik dan fisik bakal hilang. Bakal dari awal lagi, " kata Fadia.
"Ini buat mengejar level Kak Apri karena main di level top ganda putri itu gak mudah. Tidak satu, dua pukulan mati, " ujar Fadia penuh keyakinan. "Jadi harus siap capek. Enggak cuma dari badan tapi juga pikiran dan hati."
Hingga (18/12)22) Apriani/Fadia menduduki peringkat 12 dunia. Naik peringkat 2 strip usai bermain di WTF Bangkok.
Ketika debut, Apriani/Fadia secara mengejutkan menjadi juara di SEA Games 2021. Lantas, nama mereka digadang-gadang siap menggantikan estafet prestasi bagus ganda putri Indonesia.
Di turnamen resmi BWF, Apriani/Fadia tercatat 9 kali mengikuti turnamen dengan mengumpulkan 61.900 poin. Debut turnamen BWF, mereka keluar sebagai runner-up Indonesia Masters.
Lalu keduanya menjadi quarterfinalis di Indonesia Open, Juara Malaysia Open, quarterfinalis Malaysia Masters, Juara Singapore Open, quarterfinalis Denmark dan Japan Open, top 32 di French Open dan peringkat 3 WTF.
"Dulu Apri bisa mengimbangi Greysia main reli lama. Sekarang Fadia harus imbangi Apri, " kata Rionny Mainaky lagi. Ia berpesan kepada anak-anak didiknya untuk mengevaluasi permainan secara jeli dan mendetail lewat video analisis. Kekurangan yang ada harus diperbaiki dan dilatih oleh pelatihnya.
"Yang terpenting bagaimana mereka ada ke maut dulu untuk memperbaiki, untuk meningkatkan kemampuan, " pungkas Rionny untuk Apriani gadis 22 tahun itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H