Mohon tunggu...
Taufik Dibyapradipta
Taufik Dibyapradipta Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 45 Jakarta

Adalah suatu kebahagiaan yang luar biasa ketika sedang mengajar membuat murid-murid berkata "Ooo..." Membuat murid mengerti dan memahami serta mampu menerapkan apa yang diajarkan merupakan kepuasan batin saya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 - CGP Angkatan 10

12 Agustus 2024   21:30 Diperbarui: 12 Agustus 2024   21:32 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang guru di SMAN 45 Jakarta, saya adalah salah satu dari sekian banyak guru yang berkesempatan mengikuti program Guru Penggerak Angkatan 10 dari Provinsi DKI Jakarta. Program ini telah memberikan pemahaman kepada saya secara mendalam tentang bagaimana mengimplementasikan filosofi Ki Hadjar Dewantara, nilai-nilai kebajikan dan ketrampilan kepemimpinan dalam praktik keseharian. Pada kesempatan ini saya akan mengaitkan berbagai materi dari modul yang telah saya pelajari dengan pengalaman dan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran.

Filosofi Ki Hajar Dewantara dan Pengambilan Keputusan

Salah satu filosofi Ki Hadjar Dewantara berupa konsep Pratap Triloka yang berbunyi "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani" memberikan panduan nyata dalam pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Prinsip ini mengajarkan kita tentang pentingnya memberikan teladan ketika berada di depan, di tengah membangun semangat dan di belakang memberikan dorongan. 

Dalam konteks pengambilan keputusan, filosofi ini menekankan bahwa sebagai seorang pemimpin pembelajaran saya harus bisa memberikan contoh teladan dari nilai-nilai yang ingin saya tanamkan, membangun semangat dan kreativitas murid serta memberikan dukungan yang diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan. Filosofi ini memberikan inspirasi kepada saya dalam setiap keputusan yang saya buat sebagai seorang pemimpin pembelajaran di kelas.

Pengaruh Nilai-nilai Kebajikan dalam Pengambilan Keputusan

Nilai-nilai kebajikan yang telah tertanam pada diri seorang guru memiliki peran yang penting dalam menentukan prinip-prinsip pengambilan keputusan. Dalam setiap keputusan yang diambil baik dalam menerapkan pendekatan pembelajaran dan manajemen kelas, seorang pemimpin pembelajaran hendaknya memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil sejalan dengan nilai-nilai yang diyakininya. 

Misalnya, dalam memberikan penilaian yang adil dan objektif seorang guru hendaknya memastikan bahwa semua murid mendapatkan kesempatan yang sama dalam ujian dan tugas serta tidak memberikan perlakuan istimewa kepada murid tertentu. Atau dalam contoh kasus yang lain dalam hal penanaman sikap empati, seorang guru bisa memberikan bantuan tambahan berupa waktu ekstra kepada murid yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran.

Coaching dan Pengambilan Keputusan

Kaitan antara materi pengambilan keputusan dengan materi coaching supervisi akademik yang kami lakukan tentunya sangat berkaitan satu sama lain. Coaching membantu saya dalam mendukung proses pembelajaran yang berkelanjutan dengan memberikan umpan balik yang konstruktif dan mendorong refleksi diri untuk mengevaluasi pengambilan keputusan yang lebih baik dan bijaksana di masa depan sehingga dapat membuat diri saya berkembang serta meningkatkan kualitas dan ketepatan dalam mengambil keputusan. Proses coaching juga membantu saya untuk mengatasi pertanyaan dan keraguan yang mungkin muncul setelah pengambilan keputusan. Hal ini dapat memberikan klarifikasi dan dukungan serta membantu meningkatkan rasa kepercayaan diri atas keputusan yang telah diambil.

Aspek Sosial dan Emosional dalam Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan keputusan, seorang guru tentu akan dipengaruhi oleh aspek sosial dan emosional terutama dalam kasus dilema etika yang dihadapi. Ketika seorang guru memiliki kemampuan dalam mengelola emosi yang baik maka tentu akan memberikan dampak positif dalam pengambilan keputusan yang objektif dan bijaksana. Begitu pula sebaliknya, ketika seorang guru kurang memiliki kemampuan dalam mengelola emosi, maka akan berdampak kurang baik dalam pengambilan keputusan yang cenderung akan bersifat subjektif atau emosional tanpa memperhatikan keadilan kepada semua pihak. Misalnya ketika menghadapi kasus dilema etika yang melibatkan banyak pihak dalam proses pengambilan keputusan, seorang guru harus memiliki ketrampilan komunikasi sosial yang efektif untuk membangun hubungan yang positif dan mampu menyelesaikan konflik dengan cara yang konstruktif. Hal ini perlu dilakukan agar keputusan yang diambil mampu menciptakan lingkungan yang aman mendapat dukungan dari semua pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun