Mohon tunggu...
Taufik
Taufik Mohon Tunggu... Editor - Freelance Berdaulat

*Pejalan yang membutuhkan Energi Langit* =================================== Hai! Saya seorang penulis dan ghostwriter dari ACEH yang suka bercerita dan mengeksplorasi ide-ide baru, topik-topik unik dan pengalaman pribadi. Saya senang menciptakan karya-karya yang membuat orang berpikir tentang sejarah, kebudayaan, dan Adat istiadat dan gemar menjelajahi kehidupan dan keberagaman dunia. Dukungan Anda sangat berarti bagi saya, dan itu membantu saya terus berbagi cerita dengan Anda semua. Penyuka bacaan: #Antropologi, #Sosiologi, #Poetri, #Sejarah, #Ekonomi, #sosialbudaya #kebijakan #kearifanlokal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Panglima Laot Penting bagi Perikanan Berkelanjutan di Laut Aceh

4 Januari 2025   14:13 Diperbarui: 5 Januari 2025   12:16 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kunjungan KfW ke Pulo Breuh, Pulo Aceh (dok: Taufik)

Siapa bilang adat istiadat tak bisa jadi solusi masa kini? Panglima Laot adalah jawabannya.

Nelayan Aceh - Kalau bicara soal laut dan nelayan, Aceh punya cerita unik yang mungkin tak banyak orang tahu: Panglima Laot. Di balik nama yang terdengar gagah ini, ada peran besar seorang pemimpin adat yang bertugas menjaga keseimbangan antara manusia, laut, dan tradisi.

Mari kita berlayar sejenak ke kehidupan nelayan Aceh yang erat dengan sosok Panglima Laot ini.

Adat Laut dan Kebersamaan

Setiap tahun, nelayan Aceh punya adat atau tradisi yang disebut khanduri laot. Bayangkan sebuah upacara adat di pinggir laut, lengkap dengan doa-doa, hidangan laut, dan rasa kebersamaan yang kental. Inilah momen sakral di mana para nelayan bersyukur atas hasil laut yang melimpah sekaligus memohon keselamatan dalam perjalanan mereka di lautan.

Dan siapa yang memimpin upacara ini? Tentu saja Panglima Laot. Ia tidak hanya memimpin secara spiritual, tetapi juga menjadi simbol persatuan komunitas nelayan. Dalam suasana seperti ini, terasa benar betapa tradisi menjadi perekat yang menjaga harmoni.

Penjaga Hukum Adat di Laut

Panglima Laot bukan sekadar pemimpin seremoni. Ia adalah figur yang dihormati karena perannya dalam menegakkan hukum adat. Aturan seperti kapan boleh melaut, alat tangkap apa yang boleh digunakan, hingga wilayah mana yang harus dilindungi, semuanya berada di bawah pengawasannya.

Pelanggaran? Jangan main-main. Misalnya, nelayan yang ketahuan menggunakan jaring terlarang bisa kena sanksi dari Panglima Laot. Sanksi ini diterima dengan lapang dada, karena aturan yang dibuat Panglima Laot didasarkan pada kearifan lokal dan demi kebaikan bersama.

Pemimpin dengan Kharisma dan Kearifan

Panglima Laot Lhok Lamteungoh, Peukan Bada-Aceh besar
Panglima Laot Lhok Lamteungoh, Peukan Bada-Aceh besar

Menariknya, menjadi Panglima Laot bukan soal jabatan yang bisa dimenangkan dengan kampanye. Posisi ini sering diwariskan secara turun-temurun, meski dalam beberapa kasus juga dipilih melalui musyawarah.

Kharisma dan pengetahuan mereka soal laut dan adat-istiadat tak perlu diragukan lagi. Mungkin inilah alasan kenapa aturan mereka sering kali lebih efektif dibandingkan regulasi formal. Panglima Laot tahu kapan laut butuh "istirahat," kapan waktu tepat untuk melaut, dan bagaimana menjaga ekosistem laut tetap lestari.

Apa Itu Panglima Laot?

Dalam bahasa Aceh, "Panglima" berarti pemimpin, sedangkan "Laot" berarti laut. Jadi, Panglima Laot secara harfiah adalah pemimpin laut. Posisi ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Aceh dan masih bertahan hingga kini. Panglima Laot bertugas mengelola segala urusan yang berkaitan dengan laut---dari aturan melaut hingga pelestarian tradisi.

Uniknya, struktur lembaga ini tidak hanya sekadar administratif, tetapi juga penuh kearifan lokal. Bahkan, aturan yang diterapkan Panglima Laot sering kali lebih ditaati dibandingkan regulasi formal pemerintah.

Peran dan Tanggung Jawab Panglima Laot

Struktur Lembaga Adat Panglima Laot Lhok Pulo Breuh, Pulo Aceh
Struktur Lembaga Adat Panglima Laot Lhok Pulo Breuh, Pulo Aceh

1. Pengatur Aktivitas Nelayan

Panglima Laot adalah otoritas utama dalam menentukan kapan nelayan boleh melaut, alat tangkap yang diperbolehkan, hingga wilayah yang harus dilindungi. Aturan ini dibuat dengan mempertimbangkan siklus alam dan keberlanjutan sumber daya laut. Misalnya, jika satu wilayah laut terlihat mulai berkurang populasinya, Panglima Laot bisa menetapkan larangan sementara untuk melaut di sana.

2. Penyelesai Sengketa

Konflik di laut? Itu urusan Panglima Laot. Misalnya, ada nelayan yang menangkap ikan di wilayah orang lain atau menggunakan alat tangkap terlarang, Panglima Laot akan turun tangan sebagai mediator. Dengan kearifan lokal, ia memastikan konflik selesai tanpa menimbulkan keretakan di komunitas.

3. Pelestari Tradisi

Salah satu tradisi penting yang dipimpin Panglima Laot adalah Khanduri Laot. Upacara ini diadakan sebagai bentuk syukur atas hasil tangkapan dan doa untuk keselamatan para nelayan. Dalam acara ini, seluruh komunitas nelayan berkumpul, makan bersama, dan saling memperkuat kebersamaan.

4. Penegak Hukum Adat

Panglima Laot juga bertugas menegakkan hukum adat. Misalnya, siapa pun yang melanggar aturan, seperti menangkap ikan di luar musim atau menggunakan alat tangkap yang merusak ekosistem, akan diberi sanksi. Menariknya, sanksi ini diterima oleh masyarakat karena dianggap adil dan berdasarkan kepentingan bersama.

Mengapa Panglima Laot Tetap Relevan?

Di tengah gempuran modernisasi, peran Panglima Laot tetap relevan. Hal ini karena kebijakan yang ia terapkan tidak hanya menjaga keberlanjutan sumber daya laut, tetapi juga berbasis pada kepercayaan masyarakat. Pendekatan ini sering kali lebih efektif dibandingkan regulasi formal yang kadang terasa "jauh" dari kebutuhan komunitas lokal.

Namun, bukan berarti Panglima Laot bebas dari tantangan. Praktik perikanan industri, perubahan iklim, hingga tekanan ekonomi membuat banyak komunitas nelayan menghadapi masa sulit. Meski begitu, banyak Panglima Laot yang mulai beradaptasi. Beberapa bahkan bekerja sama dengan pemerintah dan organisasi lingkungan untuk mengintegrasikan teknologi modern ke dalam aturan adat.

Tantangan di Tengah Perubahan

Namun, seperti halnya tradisi lainnya, peran Panglima Laot juga menghadapi banyak tantangan. Praktik perikanan industri, perubahan iklim, dan tekanan sosial ekonomi kerap menjadi ancaman bagi keberlanjutan sistem adat ini.

Meskipun begitu, semangat mempertahankan peran Panglima Laot tidak pudar. Banyak komunitas nelayan Aceh kini mulai melakukan inovasi. Ada yang mengintegrasikan teknologi modern untuk mendukung aturan adat, ada pula yang mulai berkolaborasi dengan pemerintah dan lembaga lingkungan.

Mengapa Panglima Laot Penting?

Peran Panglima Laot bukan hanya soal tradisi, tapi juga soal keberlanjutan. Laut yang sehat adalah sumber kehidupan. Dengan kebijakan yang berpijak pada kearifan lokal, Panglima Laot memastikan bahwa kekayaan laut Aceh tetap terjaga untuk generasi mendatang.

Jadi, di tengah gelombang modernisasi, Panglima Laot adalah bukti bahwa tradisi dan inovasi bisa berjalan beriringan. Selama komunitas nelayan Aceh masih memandang laut sebagai rumah, selama itu pula peran Panglima Laot akan terus relevan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun