Mohon tunggu...
Taufik
Taufik Mohon Tunggu... Editor - Freelancer Berdaulat

Pejalan yang membutuhkan Energi Langit

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bagaimana Wajah Alam Kita di Tangan Pemimpin Baru Terpilih? Prabowo Subianto

22 Oktober 2024   14:57 Diperbarui: 22 Oktober 2024   16:05 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada pagi yang lengang, di bawah bayangan pepohonan yang merentang seperti sayap raksasa, terbersit satu tanya di benak setiap insan Indonesia, "Bagaimana wajah alam kita di tangan pemimpin yang baru terpilih? Prabowo Subianto, sosok yang telah lama berdiri di panggung politik negeri ini, kini memikul beban yang lebih dari sekadar politik, ia memikul nasib bumi pertiwi.

Dari hutan yang rindang hingga laut yang biru, Indonesia bukan sekadar tanah di bawah kaki, melainkan jiwa bagi jutaan makhluk. Alam yang memberi nafas bagi desa-desa terpencil, dan tempat di mana suara burung pagi mengiringi keseharian para petani. Tapi, seperti yang selalu disinggung dalam perjalanan bangsa ini, ada luka yang menganga akibat penebangan hutan, polusi yang kian membekap, serta pemanasan global yang tak kenal ampun.

Jejak Masa Lalu: Militer, Politik, dan Alam

Prabowo Subianto, yang perjalanan kariernya lebih banyak dikenal di dunia militer dan politik, menghadapi tantangan baru dalam masa kepemimpinannya. Jejak-jejaknya di masa lalu, terutama di bidang ekonomi dan pertahanan, membentuk sosoknya sebagai tokoh yang tegas dan penuh strategi. Namun, bagaimana ia memandang isu lingkungan?

Sebagian pihak meragukan komitmen Prabowo terhadap lingkungan, mengingat latar belakangnya yang lebih banyak berkecimpung dalam urusan keamanan dan pertahanan negara. Kebijakan-kebijakan masa lalu seringkali dianggap lebih menitikberatkan pada pembangunan infrastruktur daripada pelestarian alam. Namun, kepemimpinan selalu berkembang seiring waktu, dan pertanyaan yang muncul adalah, apakah Prabowo akan membawa perubahan dalam kebijakan lingkungan?

Harapan dari Ujung Hutan Kalimantan Hingga Karang di Timur

Hutan hujan Kalimantan, yang dahulu dijuluki sebagai paru-paru dunia, kini menjadi salah satu ujian pertama bagi presiden terpilih ini. Dengan lebih dari separuh hutan Indonesia telah hilang dalam beberapa dekade terakhir, langkah-langkah perlindungan yang nyata sangat dinantikan. Prabowo dihadapkan pada pilihan sulit: melanjutkan pembangunan yang kerap kali merugikan alam, atau mencari cara inovatif untuk menyeimbangkan kebutuhan manusia dan alam.

Bukan hanya hutan, tetapi juga laut-laut di timur Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati. Terumbu karang yang indah kini perlahan memudar, tergerus oleh pemanasan global dan aktivitas manusia yang kurang bijaksana. Mata dunia internasional menatap Indonesia, menunggu langkah nyata pemimpinnya untuk melindungi kekayaan alam yang tiada duanya ini.

Komitmen Masa Depan: Jalan yang Masih Panjang

Tantangan ini bukanlah milik seorang pemimpin saja, tetapi milik bangsa ini. Prabowo, dengan segala pengalamannya, kini berdiri di titik persimpangan sejarah, menyadari bahwa pembangunan tanpa keberlanjutan hanyalah jalan pintas yang akan mengorbankan masa depan. Jika ia memilih jalur yang benar, sejarah akan mencatatnya sebagai pemimpin yang mampu menjaga keseimbangan antara pembangunan dan alam.

Kebijakan yang berpihak pada lingkungan bukan sekadar kewajiban, melainkan investasi jangka panjang. Melalui program-program yang mendukung energi terbarukan, restorasi hutan, dan perlindungan laut, Prabowo memiliki kesempatan untuk menorehkan jejak baru. Ia bisa menjadi pionir dalam membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau, di mana alam dan manusia hidup berdampingan dalam harmoni.

Refleksi: Alam Sebagai Cermin Kepemimpinan

"Dalam hidup yang fana ini, manusia meninggalkan jejak, yang oleh sejarah akan dibaca kelak."

Kini, jejak yang akan ditinggalkan Prabowo Subianto bukan hanya di lembaran sejarah politik, tetapi juga pada lanskap bumi yang kita tinggali. Langkahnya dalam melindungi atau mengabaikan lingkungan akan berbicara lebih lantang daripada sekadar janji politik.

Di tengah semua tantangan yang dihadapi negeri ini di bidang ekonomi, pendidikan,  dan kesehatan, ada satu tantangan yang tak boleh terlupakan yaitu lingkungan hidup kita. Dan di sanalah, di tengah bayang-bayang hutan dan ombak laut, kita akan melihat sejauh mana Prabowo mampu merangkul alam Indonesia sebagai bagian dari kepemimpinannya.

Di sektor kehutanan, Indonesia berdiri di persimpangan sejarah yang genting. Sebagai negara dengan hutan tropis terbesar ketiga di dunia, kebijakan kehutanan tidak hanya memengaruhi ekonomi dalam negeri, tetapi juga membawa dampak global. Prabowo Subianto, sebagai presiden terpilih, kini menapaki jejak yang panjang dan penuh liku, di mana hutan tidak hanya menjadi sumber daya ekonomi, tetapi juga penentu masa depan ekologi dunia.

Pengelolaan Hutan: Antara Kepentingan Ekonomi dan Kelestarian

Sektor kehutanan Indonesia selama ini diwarnai oleh konflik kepentingan. Di satu sisi, industri kehutanan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ekonomi, terutama dalam sektor perkayuan dan kelapa sawit. Di sisi lain, eksploitasi yang berlebihan telah menyebabkan deforestasi yang merusak. Data menunjukkan bahwa dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia telah kehilangan jutaan hektar hutan akibat aktivitas penebangan liar dan konversi lahan untuk perkebunan.

Prabowo, yang dalam masa kampanye menegaskan pentingnya kedaulatan sumber daya alam, menghadapi tantangan besar untuk menyeimbangkan dua kepentingan ini. Kebijakan kehutanan yang ramah lingkungan harus mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat akan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan tanpa mengorbankan kelestarian hutan. Tantangan ini bukanlah hal yang baru, namun di era kepemimpinannya, publik berharap akan terobosan-terobosan yang lebih progresif.

Program Reboisasi: Langkah Maju atau Setengah Hati?

Prabowo telah berbicara tentang pentingnya memperbaiki kerusakan lingkungan melalui program-program reboisasi dan rehabilitasi hutan. Namun, janji-janji politik seringkali diuji oleh realita di lapangan. Program reboisasi di Indonesia bukanlah hal yang asing, tetapi tantangannya selalu sama yaitu "bagaimana memastikan bahwa pohon yang ditanam benar-benar tumbuh dan hutan yang hilang dapat dipulihkan?"

"bagaimana memastikan bahwa pohon yang ditanam benar-benar tumbuh dan hutan yang hilang dapat dipulihkan?"

Dalam beberapa tahun terakhir, ada dorongan untuk melakukan reboisasi di lahan-lahan kritis, terutama di daerah-daerah yang rawan bencana seperti banjir dan tanah longsor. Prabowo memiliki kesempatan untuk memperkuat program ini dengan mengintegrasikan teknologi dan melibatkan masyarakat lokal. Reboisasi bukan hanya tentang menanam pohon, tetapi juga tentang mengelola ekosistem agar dapat berfungsi secara berkelanjutan.

Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat: Kekuatan di Tangan Rakyat

Salah satu pendekatan yang banyak dibicarakan oleh para ahli lingkungan adalah community-based forest management atau pengelolaan hutan berbasis masyarakat. Pendekatan ini menempatkan masyarakat lokal sebagai pengelola dan penjaga hutan, dengan memberikan hak kelola dan tanggung jawab langsung kepada mereka. Model ini dianggap efektif karena masyarakat setempat memiliki pengetahuan tradisional yang mendalam tentang hutan, dan mereka juga memiliki kepentingan langsung dalam menjaga kelestariannya.

Dalam hal ini, Prabowo memiliki peluang untuk mengembangkan model kebijakan kehutanan yang lebih inklusif. Program-program seperti Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan Hutan Desa yang telah diinisiasi sebelumnya bisa diperkuat dan diperluas cakupannya. Dengan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat adat dan lokal untuk mengelola hutan secara berkelanjutan, pemerintah bisa mencapai dua tujuan sekaligus: melindungi hutan dari eksploitasi yang merusak sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pemberantasan Pembalakan Liar: Masih Jauh dari Tuntas

Satu lagi warisan besar yang harus dihadapi oleh Prabowo di sektor kehutanan adalah masalah pembalakan liar (illegal logging). Meskipun pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk memberantas praktik ini, seperti melalui peningkatan pengawasan dan penegakan hukum, namun praktek penebangan liar masih marak terjadi, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh otoritas.

Prabowo, yang dikenal dengan sikap tegasnya di berbagai sektor, diharapkan mampu menerapkan langkah-langkah yang lebih keras dalam pemberantasan pembalakan liar. Penegakan hukum yang konsisten dan tegas, serta koordinasi yang lebih baik antara pemerintah pusat dan daerah, adalah kunci untuk menghentikan eksploitasi hutan yang merusak ini.

Selain itu, peningkatan transparansi dalam sektor kehutanan juga menjadi hal yang krusial. Dengan menerapkan teknologi seperti pemantauan hutan melalui satelit dan memperkuat sistem verifikasi legalitas kayu, pemerintah dapat lebih efektif dalam mengendalikan aktivitas ilegal di hutan.

Jejak Masa Depan: Hutan Sebagai Warisan untuk Generasi Mendatang

Bagi Prabowo, sektor kehutanan bukan hanya tentang bagaimana mengelola sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, tetapi juga tentang meninggalkan warisan yang berharga untuk generasi mendatang. Di sinilah kepemimpinan sejati diuji, bukan hanya dalam hal membangun ekonomi yang kuat, tetapi juga dalam menjaga kelestarian alam yang menjadi tumpuan kehidupan.

"Setiap orang harus bertanggung jawab kepada zamannya."

Bagi Prabowo, tanggung jawab kepada zamannya adalah memastikan bahwa hutan-hutan Indonesia tidak lenyap oleh keserakahan manusia, tetapi tetap menjadi penjaga kehidupan yang sejahtera dan berkelanjutan bagi seluruh rakyat.

Jejak dan Fakta Prabowo Subianto di sektor Kehutanan

Berikut beberapa fakta terkait jejak Prabowo Subianto di sektor kehutanan:

  1. Kepemilikan Lahan yang Luas di Sektor Kehutanan
    Prabowo Subianto pernah mengakui kepemilikan lahan yang sangat luas, terutama di Kalimantan Timur dan Aceh. Pada Debat Capres 2019, ia menjelaskan bahwa lahan tersebut merupakan konsesi atau hak guna usaha (HGU) yang diberikan oleh negara dan siap dikembalikan kapan pun negara membutuhkan. Sebagian besar lahan tersebut berada di kawasan hutan yang digunakan untuk kegiatan kehutanan dan perkebunan.
  2. Pandangan tentang Kedaulatan Sumber Daya Alam
    Dalam berbagai kesempatan, Prabowo menekankan pentingnya kedaulatan atas sumber daya alam, termasuk hutan. Ia sering menyampaikan bahwa sumber daya alam, terutama hutan, harus dikelola dengan bijaksana demi kesejahteraan masyarakat Indonesia, bukan hanya untuk kepentingan pihak asing atau kelompok tertentu.
  3. Program Reboisasi dan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan
    Prabowo pernah menyinggung soal pentingnya reboisasi dan program-program yang mendukung pengelolaan hutan berkelanjutan. Meskipun tidak ada kebijakan khusus yang dirancang olehnya sebelum menjadi presiden, Prabowo mendukung gagasan bahwa pemulihan lahan kritis melalui reboisasi harus menjadi prioritas nasional.
  4. Kebijakan Terkait Masyarakat Adat dan Hak Kelola Hutan
    Selama masa kampanye dan debat, Prabowo sering menyatakan dukungannya terhadap hak-hak masyarakat adat, termasuk dalam hal pengelolaan sumber daya alam dan hutan. Ia menyebut pentingnya melibatkan masyarakat adat dalam mengelola hutan secara berkelanjutan sebagai bagian dari upaya perlindungan lingkungan sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.
  5. Pendekatan Pragmatik dalam Eksploitasi Sumber Daya
    Meskipun menekankan pentingnya pelestarian hutan, Prabowo juga dikenal pragmatis dalam pendekatannya terhadap pemanfaatan sumber daya alam. Ia tidak menolak eksploitasi sumber daya selama hal tersebut dilakukan secara bertanggung jawab dan sesuai dengan hukum yang berlaku. Pandangan ini mencerminkan upayanya untuk menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
  6. Hubungan dengan Industri Kehutanan
    Sebagai mantan pengusaha, Prabowo memiliki hubungan yang cukup erat dengan dunia usaha, termasuk di sektor kehutanan. Meskipun tidak terlibat langsung dalam bisnis kehutanan besar, ia memiliki jaringan luas dengan para pelaku industri yang bergerak di sektor ini. Hal ini sering menjadi perhatian, terutama terkait potensi konflik kepentingan dalam kebijakan kehutanan.
  7. Dukungan terhadap Teknologi Pengelolaan Hutan
    Prabowo mendukung penggunaan teknologi untuk pengawasan dan pengelolaan hutan. Ia percaya bahwa dengan teknologi, seperti pemantauan satelit dan sistem informasi geografis (GIS), Indonesia dapat lebih efektif dalam menjaga hutan dari ancaman pembalakan liar dan kebakaran hutan.

Sumber:

  • "Prabowo Akui Kuasai 340.000 Ha Lahan, Jokowi: Kalau Negara Butuh Saya Ambil." CNN Indonesia, 2019.
  • "Prabowo Subianto: Kedaulatan Sumber Daya Alam untuk Kepentingan Nasional." Tempo, 2023.
  • "Visi Lingkungan Hidup Prabowo: Antara Reboisasi dan Pengelolaan Hutan." Kompas, 2022.
  • Prabowo: Masyarakat Adat Punya Peran Penting dalam Kelola Hutan." Detik News, 2020.
  • "Prabowo dan Tantangan Eksploitasi Sumber Daya Alam Secara Bertanggung Jawab." Merdeka, 2021.
  • "Bisnis Kehutanan dan Jaringan Prabowo di Industri." Katadata, 2021.
  • "Pemanfaatan Teknologi untuk Pengelolaan Hutan: Dukungan Prabowo." The Jakarta Post, 2020.

Bagaimana menurut pandangan anda terkait kepemimpinan Prabowo Subianto yaitu presiden terpilih Antara Pengelolaan Sumber Daya dan Pelestarian alam?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun