Mohon tunggu...
Taufik
Taufik Mohon Tunggu... Editor - Freelancer Berdaulat

Pejalan yang membutuhkan Energi Langit

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bagaimana Wajah Alam Kita di Tangan Pemimpin Baru Terpilih? Prabowo Subianto

22 Oktober 2024   14:57 Diperbarui: 22 Oktober 2024   16:05 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah semua tantangan yang dihadapi negeri ini di bidang ekonomi, pendidikan,  dan kesehatan, ada satu tantangan yang tak boleh terlupakan yaitu lingkungan hidup kita. Dan di sanalah, di tengah bayang-bayang hutan dan ombak laut, kita akan melihat sejauh mana Prabowo mampu merangkul alam Indonesia sebagai bagian dari kepemimpinannya.

Di sektor kehutanan, Indonesia berdiri di persimpangan sejarah yang genting. Sebagai negara dengan hutan tropis terbesar ketiga di dunia, kebijakan kehutanan tidak hanya memengaruhi ekonomi dalam negeri, tetapi juga membawa dampak global. Prabowo Subianto, sebagai presiden terpilih, kini menapaki jejak yang panjang dan penuh liku, di mana hutan tidak hanya menjadi sumber daya ekonomi, tetapi juga penentu masa depan ekologi dunia.

Pengelolaan Hutan: Antara Kepentingan Ekonomi dan Kelestarian

Sektor kehutanan Indonesia selama ini diwarnai oleh konflik kepentingan. Di satu sisi, industri kehutanan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ekonomi, terutama dalam sektor perkayuan dan kelapa sawit. Di sisi lain, eksploitasi yang berlebihan telah menyebabkan deforestasi yang merusak. Data menunjukkan bahwa dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia telah kehilangan jutaan hektar hutan akibat aktivitas penebangan liar dan konversi lahan untuk perkebunan.

Prabowo, yang dalam masa kampanye menegaskan pentingnya kedaulatan sumber daya alam, menghadapi tantangan besar untuk menyeimbangkan dua kepentingan ini. Kebijakan kehutanan yang ramah lingkungan harus mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat akan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan tanpa mengorbankan kelestarian hutan. Tantangan ini bukanlah hal yang baru, namun di era kepemimpinannya, publik berharap akan terobosan-terobosan yang lebih progresif.

Program Reboisasi: Langkah Maju atau Setengah Hati?

Prabowo telah berbicara tentang pentingnya memperbaiki kerusakan lingkungan melalui program-program reboisasi dan rehabilitasi hutan. Namun, janji-janji politik seringkali diuji oleh realita di lapangan. Program reboisasi di Indonesia bukanlah hal yang asing, tetapi tantangannya selalu sama yaitu "bagaimana memastikan bahwa pohon yang ditanam benar-benar tumbuh dan hutan yang hilang dapat dipulihkan?"

"bagaimana memastikan bahwa pohon yang ditanam benar-benar tumbuh dan hutan yang hilang dapat dipulihkan?"

Dalam beberapa tahun terakhir, ada dorongan untuk melakukan reboisasi di lahan-lahan kritis, terutama di daerah-daerah yang rawan bencana seperti banjir dan tanah longsor. Prabowo memiliki kesempatan untuk memperkuat program ini dengan mengintegrasikan teknologi dan melibatkan masyarakat lokal. Reboisasi bukan hanya tentang menanam pohon, tetapi juga tentang mengelola ekosistem agar dapat berfungsi secara berkelanjutan.

Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat: Kekuatan di Tangan Rakyat

Salah satu pendekatan yang banyak dibicarakan oleh para ahli lingkungan adalah community-based forest management atau pengelolaan hutan berbasis masyarakat. Pendekatan ini menempatkan masyarakat lokal sebagai pengelola dan penjaga hutan, dengan memberikan hak kelola dan tanggung jawab langsung kepada mereka. Model ini dianggap efektif karena masyarakat setempat memiliki pengetahuan tradisional yang mendalam tentang hutan, dan mereka juga memiliki kepentingan langsung dalam menjaga kelestariannya.

Dalam hal ini, Prabowo memiliki peluang untuk mengembangkan model kebijakan kehutanan yang lebih inklusif. Program-program seperti Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan Hutan Desa yang telah diinisiasi sebelumnya bisa diperkuat dan diperluas cakupannya. Dengan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat adat dan lokal untuk mengelola hutan secara berkelanjutan, pemerintah bisa mencapai dua tujuan sekaligus: melindungi hutan dari eksploitasi yang merusak sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pemberantasan Pembalakan Liar: Masih Jauh dari Tuntas

Satu lagi warisan besar yang harus dihadapi oleh Prabowo di sektor kehutanan adalah masalah pembalakan liar (illegal logging). Meskipun pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk memberantas praktik ini, seperti melalui peningkatan pengawasan dan penegakan hukum, namun praktek penebangan liar masih marak terjadi, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh otoritas.

Prabowo, yang dikenal dengan sikap tegasnya di berbagai sektor, diharapkan mampu menerapkan langkah-langkah yang lebih keras dalam pemberantasan pembalakan liar. Penegakan hukum yang konsisten dan tegas, serta koordinasi yang lebih baik antara pemerintah pusat dan daerah, adalah kunci untuk menghentikan eksploitasi hutan yang merusak ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun