Disusun Oleh Rahma Ramadhani mooduto, Moh. Ammar Farid S Noors, Fatma Ismail, Murhima A. Kau
Stres dan insomnia adalah dua masalah yang sering dialami oleh remaja dan mahasiswa di era modern ini. Padatnya jadwal akademik, tekanan untuk berprestasi, dan kebiasaan hidup yang tidak sehat sering kali memicu kedua kondisi ini (Aini, 2021). Artikel ini membahas penyebab, dampak, dan solusi praktis untuk mendobrak siklus stres dan insomnia agar tercipta tidur yang berkualitas. Langkah-langkah seperti manajemen waktu, higiene tidur, latihan relaksasi, membangun kebiasaan sehat, dan konsultasi dengan profesional diuraikan sebagai strategi utama untuk mengatasi permasalahan ini. Dengan menerapkan solusi yang tepat, diharapkan remaja dan mahasiswa dapat meningkatkan kualitas hidup mereka secara fisik dan psikologis (Wijaya, 2018).Â
Stres dan insomnia merupakan dua masalah yang sering dialami oleh remaja dan mahasiswa di era modern ini. Faktor seperti padatnya jadwal akademik, tekanan untuk berprestasi, dan kebiasaan hidup yang tidak sehat memicu kedua kondisi ini (Rahman, 2019). Akibatnya, kualitas hidup mereka menurun, baik secara fisik maupun psikologis (Aini, 2021). Artikel ini bertujuan untuk memahami akar penyebab stres dan insomnia serta memberikan solusi yang efektif untuk mengatasinya.
Penulisan artikel ini menggunakan metode studi literatur dengan mengacu pada berbagai sumber kredibel seperti jurnal ilmiah, buku, dan artikel penelitian yang relevan (Supriatna, 2022). Data yang dikumpulkan kemudian diolah untuk memberikan gambaran lengkap tentang penyebab, dampak, dan solusi atas stres dan insomnia yang dialami remaja dan mahasiswa.
Hasil studi literatur menunjukkan bahwa penyebab utama stres dan insomnia pada remaja dan mahasiswa meliputi tekanan akademik, ekspektasi sosial, dan kebiasaan buruk seperti begadang. Dampak yang dihasilkan meliputi gangguan kesehatan fisik dan mental, serta penurunan produktivitas akademik dan sosial (Wijaya, 2018).
Penyebab Stres dan Insomnia
Siklus stres dan insomnia biasanya dimulai dari tekanan kehidupan sehari-hari. Bagi remaja, tekanan ini sering berasal dari tuntutan akademik, ekspektasi orang tua, serta pergaulan sosial (Aini, 2021). Mahasiswa menghadapi beban lebih kompleks, seperti tugas kuliah yang menumpuk dan kekhawatiran akan masa depan yang tidak pasti (Supriatna, 2022).
Kebiasaan buruk seperti begadang untuk menyelesaikan tugas atau bermain media sosial hingga larut malam menjadi faktor utama insomnia (Rahman, 2019). Paparan cahaya biru dari gadget mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu tubuh tidur nyenyak (Sari, 2020). Kombinasi tekanan mental dan gangguan tidur ini menciptakan siklus yang sulit dihentikan (Wijaya, 2018).
Dampak Siklus Stres dan Insomnia
Secara fisik, kurang tidur menyebabkan kelelahan, penurunan sistem kekebalan tubuh, dan kerentanan terhadap penyakit (Supriatna, 2022). Kekurangan tidur yang berulang juga memicu risiko penyakit kronis seperti gangguan jantung dan diabetes (Sari, 2020).
Secara psikologis, kondisi ini memicu gangguan konsentrasi, meningkatkan risiko depresi, dan menurunkan kemampuan berpikir jernih (Wijaya, 2018). Akibatnya, produktivitas akademik dan kehidupan sosial ikut menurun, yang pada akhirnya berdampak pada kualitas hidup remaja dan mahasiswa secara keseluruhan (Aini, 2021).
Solusi untuk Tidur Berkualitas
Manajemen Waktu yang Baik: Membuat jadwal harian yang terstruktur dapat membantu mengurangi stres akademik dan menyelesaikan tugas tepat waktu (Aini, 2021). Dengan perencanaan waktu yang baik, mahasiswa dapat membagi waktu antara tugas dan istirahat.
Higiene Tidur: Menghindari penggunaan gadget satu jam sebelum tidur dan menciptakan lingkungan kamar yang nyaman, seperti suhu ruangan yang sejuk dan pencahayaan redup, akan membantu meningkatkan kualitas tidur (Rahman, 2019).
Latihan Relaksasi: Meditasi, yoga, atau teknik pernapasan dalam dapat membantu tubuh dan pikiran rileks sehingga lebih mudah tertidur (Sari, 2020). Teknik ini terbukti mengurangi hormon kortisol yang memicu stres.
Membangun Kebiasaan Sehat; Pola makan sehat dengan nutrisi seimbang dan olahraga teratur meningkatkan metabolisme tubuh serta membantu tidur lebih nyenyak (Supriatna, 2022). Olahraga membantu tubuh memproduksi endorfin yang meredakan stres.
Konsultasi Profesional; Jika stres dan insomnia sudah kronis, berkonsultasi dengan psikolog atau konselor adalah langkah yang tepat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut (Sari, 2020). Penanganan profesional akan membantu menemukan penyebab mendasar dan solusi yang sesuai.
KESIMPULAN
Mendobrak siklus stres dan insomnia membutuhkan upaya yang konsisten. Remaja dan mahasiswa perlu menyadari pentingnya menjaga keseimbangan antara aktivitas dan waktu istirahat. Dengan tidur yang berkualitas, mereka dapat meningkatkan produktivitas, kesehatan, dan kemampuan menghadapi tantangan hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, R. (2021). Pengaruh Stres Akademik terhadap Kesejahteraan Mental Mahasiswa. Jurnal Psikologi, 15(2), 123-135.
Rahman, A. (2019). Teknologi dan Gangguan Tidur: Studi pada Remaja dan Mahasiswa. Prosiding Seminar Nasional Psikologi, Universitas XYZ.
Supriatna, N. (2022). Manajemen Stres dan Insomnia pada Mahasiswa. Dalam Kesehatan Mental di Perguruan Tinggi (hlm. 123-135). Penerbit ABC.
Sari, D. (2020). Latihan Relaksasi untuk Mengatasi Insomnia. Jurnal Ilmiah Kesehatan Mental, 12(1), 45-60.
Wijaya, S. (2018). Stres Akademik dan Dampaknya terhadap Kualitas Tidur. Seminar Nasional Psikologi, Universitas
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI