Sistem keuangan adalah struktur perekonomian suatu negara yang menjalankan kegiatan perekonomian dalam berbagai jasa keuangan yang disediakan oleh lembaga keuangan. Lembaga keuangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Perekonomian suatu negara tidak dapat berfungsi tanpa  lembaga keuangan. Proses melakukan transaksi keuangan di suatu negara juga untuk kepentingan perekonomian masyarakat. Dengan adanya lembaga keuangan, berbagai kegiatan perekonomian dapat dikelola dan terstruktur dengan baik. Munculnya lembaga-lembaga keuangan khususnya di sektor perbankan menjadi salah satu cara mencermati perkembangan perekonomian Indonesia.
Keuangan  Islam  telah  membuat  terobosan signifikan  dalam  lingkungan  global  dengan memfasilitasi diversifikasi resiko dan berkontribusi   dalam   stabilitas   keuangan global.  Kini  keuangan  Islam  telah  menjadi bagian   integral   dalam   sistem   keuangan internasional.  Di  beberapa  negara,  termasuk Indonesia,  Malaysia  dan  lain-lain,  sistem ekonominya menganut dual economic system, sistem  keuangannya  pun  juga dual financial system.
Melihat pada hal tersebut, apa yang menjadi perbedaan antara sistem keuangan konvensional dan sistem keuangan syariah?
Perbandingan antara sistem keuangan konvensional dan syariah terdiri dari beberapa aspek yang membedakan keduanya. Hal itu berawal dari dari tujuan Pendirian bank. Bank konvensional didirikan dengan tujuan keuntungan dan mengacu pada kesepakatan internasional dan nasional serta berlandaskan hukum formil negara. Bank syariah didirikan dengan tujuan berlandaskan pada hukum-hukum muamalah agama Islam, mengacu pada Al-Qur'an dan Hadits, serta berorientasi pada keadilan dan keseimbangan.
Lalu, dari sisi sistem bunga. Bank konvensional menggunakan suku bunga sebagai acuan dasar dan keuntungan. Bank syariah tidak menggunakan sistem bunga, tetapi imbal hasil berdasarkan prinsip jual beli dan bagi hasil. Dalam proses pengelolaan dana. Bank konvensional dapat mengelola dana secara luas dan menguntungkan di bawah Undang-Undang. Bank syariah harus mengelola dana sesuai aturan Islam, tidak boleh diinvestasikan pada bidang usaha yang bertentangan dengan nilai Islam.
Dari segi pengawasan, bank konvensional diawasi oleh dewan komisaris. Bank syariah diawasi oleh dewan pengawas syariah, dewan syariah nasional, dan dewan komisaris bank, serta harus mengawasi operasional dan produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. Terkait kinerja keuangan di antara keduanya. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja secara signifikan antara bank syariah dan bank konvensional, seperti rasio LDR, CAR, dan lain-lain. Terdapat pula struktur untuk melakukan pengawasan. Bank syariah memiliki struktur pengawasan yang lebih kompleks, termasuk dewan pengawas syariah, yang berfungsi mengawasi operasional dan produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah.
Mengenai produk perbankan. Bank syariah menawarkan produk perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah, seperti Tabungan Syariah, KTA Syariah, KPR Syariah, Bancassurance Syariah, Kartu Syariah, Wakaf, dan Treasury Syariah. Fungsi daripada bank syariah yaitu fungsi sosial sebagai lembaga baitul mal, menerima dana zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf.
Mengenai tantangan, tentunya banyak yang akan dihadapi di era global sekarang. Tantangan itu dapat berupa
Keterkaitan dengan Sistem Ekonomi Global
Sistem keuangan konvensional berorientasi pada keuntungan dan berlandaskan pada hukum formil negara, sehingga lebih mudah beradaptasi dengan sistem ekonomi global yang berbasis kapitalisme. Namun, sistem keuangan syariah yang berlandaskan pada hukum Islam memiliki batasan dalam berinteraksi dengan sistem ekonomi global yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Pengawasan dan Regulasi
Pengawasan dan regulasi terhadap bank syariah lebih kompleks karena harus mengikuti aturan syariah serta regulasi nasional dan internasional. Hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan dalam pengembangan produk dan jasa perbankan syariah.
Pengembangan Produk dan Jasa
Bank syariah memiliki keterbatasan dalam pengembangan produk dan jasa perbankan karena harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan dalam menawarkan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Keterkaitan dengan Pasar Global
Bank syariah memiliki keterbatasan dalam berinteraksi dengan pasar global karena harus mengikuti aturan syariah dan regulasi yang berbeda dengan bank konvensional. Hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan dalam mengembangkan jaringan bisnis global.
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan sumber daya manusia di bank syariah harus lebih kompleks karena harus mengikuti aturan syariah dan memiliki pengetahuan yang lebih luas tentang hukum Islam. Hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan dalam pengembangan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan perbankan syariah.
Pengembangan Teknologi
Pengembangan teknologi di bank syariah harus lebih kompleks karena harus mengikuti aturan syariah dan memiliki sistem yang lebih luas untuk mengawasi transaksi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan dalam pengembangan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan perbankan syariah.
Pengembangan Jaringan Bisnis
Pengembangan jaringan bisnis di bank syariah harus lebih kompleks karena harus mengikuti aturan syariah dan memiliki jaringan yang lebih luas untuk mengawasi transaksi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan dalam pengembangan jaringan bisnis yang sesuai dengan kebutuhan perbankan syariah.
Pengembangan Sistem Operasional
Pengembangan sistem operasional di bank syariah harus lebih kompleks karena harus mengikuti aturan syariah dan memiliki sistem yang lebih luas untuk mengawasi transaksi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan dalam pengembangan sistem operasional yang sesuai dengan kebutuhan perbankan syariah
Jadi, dalam membandingkan sistem keuangan konvensional dan sistem keuangan syariah, dapat disimpulkan bahwa keduanya memiliki perbedaan mendasar dalam prinsip, praktik, dan tujuan akhir. Sistem keuangan konvensional berfokus pada keuntungan individual dan mengandalkan bunga serta spekulasi dalam operasinya, sementara sistem keuangan syariah didasarkan pada prinsip-prinsip Islam yang menekankan keadilan, kebersamaan, dan keberlanjutan. Untuk mengatasi tantangan ini, upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga keuangan, akademisi, dan masyarakat sipil diperlukan. Pemerintah perlu mendorong regulasi yang mendukung perkembangan industri keuangan syariah, sementara lembaga keuangan perlu terus berinovasi dalam produk dan layanan yang sesuai dengan prinsip syariah serta meningkatkan literasi keuangan syariah di kalangan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H