Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru: Tangan Kanan Keajaiban di Masa yang Akan Datang

25 November 2021   16:15 Diperbarui: 25 November 2021   16:43 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karenanya, guru itu bisa siapa saja, tidak terbatas pada kriteria-kriteria tertentu yang justru malah menjadi batas atau sekat diri dari rasa ingin mengetahui. 

Guru tidak hanya ditemukan di kelas-kelas belajar formal, akan tetapi bisa kita temukan dimana saja. Sebab pengetahuan ataupun ilmu tidak bisa dimonopoli oleh ruang-ruang tertentu saja.

Seorang guru ada baiknya tidak hanya membantu anak didiknya mengasah ketajaman alat atau mengajari cara mengemudikan kendaraannya. Kalau pesan Simbah, guru itu bukan seorang yang mengajari kita, akan tetapi seseorang yang kita akan dengan sendirinya belajar kepadanya. Yang tidak hanya memperlihatkan, namun juga memberikan contoh dan menjadi seorang panutan.

Kita sedang berjalan bersama dalam ketersesatan. Dan setiap dari kita memiliki potensi kesalahan yang sama, karena tidak ada satupun manusia yang mampu menunjuki jalan kebenaran pun syafaat, kecuali hanya Rasulallah Saw. 

Maka dari itu, kita mesti menerapkan wa tawashau bil-Haqqi wa tawashau bishshabr. Dan satu-satunya syarat untuk tercipta ruang seperti itu adalah saling menghormati satu dengan yang lain.

Apalah arti kehebatan tanpa kebersamaan, apalah arti kecerdasan tanpa adanya rasa tenggang rasa. Apa itu kekuatan tanpa adanya kepedulian terhadap yang lain. 

Apa arti kekuasaan jika engkau masih tega terhadap penderitaan sekitarmu. Masih panjang perjalanan bangsa ini agar bisa menjadi seperti apa yang kita harapkan. Kita masih membutuhkan lebih banyak guru untuk melahirkan generasi yang matang tidak hanya secara intelektual, namun secara spiritual dan juga mental.

Rahmat itu seperti air yang tidak bisa begitu saja mendidih. Dia akan bergerak perlahan namun konsisten menunjukkan perubahan secara berkala. Kita tidak bisa mengandalkan keajaiban, akan tetapi kita itulah sebenarnya tangan kanan dari keajaiban tersebut. 

Kita lah manusia-manusia yang dipercaya untuk mengemban tugas sebagai khalifah di bumi, tapi mengapa engkau masih sibuk berurusan dengan perlombaan yang bukan untuk kebaikan?

Guru hendaknya menjadi tangan kanan akan keajaiban di masa yang akan datang. Sebab, tidak akan ada kehebatan, kekuatan, kecerdasan, atau apapun itu akan nampak terlihat, tanpa campur tangan seorang guru. Selamat hari Guru! Terima kasih atas jasa yang telah banyak engkau berikan kepadaku, kepada kami, dan kepada kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun