Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Percaya kepada Ketidakpastian Tidaklah Mudah

4 Oktober 2021   16:33 Diperbarui: 4 Oktober 2021   16:34 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
unsplash/priscilla-du-preez

Tapi, bagaimana jika semua itu nyatanya tetap saja tidak bisa pastikan untuk menggemgamnya?

Jangankan menggenggam, sekedar menatap atau menyapa barangkali satu patah kata pun seolah-olah seketika tersungkur kaku. "Bagaimana mungkin?". "Apakah pantas?". "Akankah bersedia?". 

Dan beribu pertanyaan lain selalu hinggap menjadi bumerang yang siap mencederai diri. Menuju kelalaian atau lupa akan segala rasa yang tidak pernah jelas dan tidak bisa terpahami.

Lalu, masih adakah celak kemudahan? Jika semua yang mudah tidak bisa ditemui maknanya tanpa pernah bertemu dengan kesulitan, perjuangan, ataupun pengorbanan. 

Sekalipun kita banyak membawa bekal ilmu ataupun pengetahuan, sudah pastikah kita akan mendapat kemudahan? Atau jangan-jangan kemudahan itu hanya alibi dari diri kita untuk menghindar dari tanggung jawab yang lebih besar, bukankah itu kemungkinan?

Andai saja Tuhan dapat dipastikan keberadaan-Nya, dapat ditentukan jadwal dan agenda-Nya, dapat ditebak ketentuan-ketentuan-Nya, masih mungkinkah aku memiliki iman? Masih mungkinkah aku belajar arti tentang ketulusan dan kesejatian cinta melalui Rahman-Rahim-Nya? 

Bagaimana mungkin Dia masih menghendaki kita untuk kembali, sekalipun berjuta kali kita menolak cinta-Nya selama kehidupan ini kita alami?

Andai saja ada sesuatu yang tidak pasti, aku selalu anggap bahwa hal tersebut menjadi salah satu bagian manifestasi cara-Nya memperkenalkan diri kepada hamba-hambaNya. 

Dan terserah-serah Dia pula mau berkenalan di ruang dan waktu sebelah mana, kita jangan sok-sokan menentukan jalan-jalan yang kiranya dianggap benar. Setidaknya, dengan itu kita akan mendapat keluasan dan keterbukaan. Begitulah, ketidakpastian itu mengajarkanku dan mengenalkanmu.

Dari satu rasa mampu diproyeksikan berjuta rasa. 

Terkadang senang, kadang pula benci. Terkadang penuh semangat, kadang pula dikekang keputus-asaan. Kalau Simbah ngendika, "memang kita tidak boleh benci? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun