Terengah-engah dalam kebisuan
Di tengah nadir yang terjerembab canda
Tertatih-tatih ia meniti langkah
Di antara takdir yang penuh prahara
-
Ia masih termenung, bertanya-tanya
"Mengapa engkau tagih hujan pada rembulan?"
Sementara batin berkeliaran, mencari jawab
"Akankah cinta kau temu dalam remang goa yang penuh kesunyian?"
-
Waktu kian rentan
Memangku perjalanan yang semakin runyam
Makna s'lalu mendua
Mencipta aksara yang tak kunjung nyata
-
Ia tersesat dalam belantara ketidakpastian
"Tiadakah arah yang bebas dari jerat prasangka?"
Masih tersisa setitik cahaya keyakinan
"Apakah ada yang tidak mungkin?"
-
Terjanglah segala angkara
Meski hanya menimbulkan beribu murka
Segera lantangkanlah segala kata
Walau akhirnya mereka anggap engkau gila
***
2 Oktober 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H