Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Renjana Kala Itu

23 Januari 2021   23:02 Diperbarui: 23 Januari 2021   23:07 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mangli, Kaliangkrik

Renjana kala itu

Masih saja tentangmu

Menerkam tak kenal waktu

Di ufuk temeram yang berbalut peluh

Merajut laku, berbisik pilu

Tentang kamu sang pujaan qalbu

Mendekap erat sekujur nalar sampai terasa kaku

Sekalipun aku tahu kalau segala anganmu palsu

Renjana kala itu

Masih saja aku tertipu

Menerka dari segala penjuru

Di belantara rindu yang riuh oleh senandung sendu

Tapak berdenting, meninggalkan berjuta sayup

Untuk kekasih yang lusuh tersungkur

Entah menahan diri atau sengaja membisu

Di antara reruntuhan puing-puing istana kelabu

Renjana kala itu

Masih saja bersuara merdu

Membuat segala halu menjadi syahdu

Di hamparan para serdadu yang berpolah angkuh, menyangka dirinya hidup

23 Januari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun