Mas Sigit menambahkan, kalau dia sangat memegang kata-kata yang pernah disampaikan oleh Mbah Nun yang menyatakan bahwa kita melakukan sesuatu itu bukan berdasar suka atau tidak suka, melainkan karena baik dan buruk. Dan menurut Mas Sigit, kata-kata dari Mbah Nun itu sangat memudahkan kedepannya dalam melakukan sesuatu apapun.
Hiburan yang paling menghibur adalah kreatifitas. Dengan melatih olah pikir, kita menjadi lebih mudah mengkreasi sesuatu. Mengakali suatu yang tadinya tidak indah hingga menjadi indah. Dari yang tidak memiliki faedah, ternyata memiliki kandungan manfaat yang sangat besar. Sama halnya ketika di akhir acara kita saling membicarakan tentang logika nubuwah. Untuk dapat memahami logika ini, tidak mungkin tanpa kreasi cara dan sudut pandang, serta cakrawala olah pikir untuk memahaminya.
Logika nubuwah ini sangat susah tidak hanya untuk diaplikasikan, namun untuk sekedar menjadi pegangan hidup masih sering lepas. Karena bisa jadi, yang mendapat pemahaman tentang logika itu pun memang betul-betul kejatuhan telek manuk. Dan kokok-kokok ayam nampaknya semakin lantang menjadi pertanda fajar siap menyingsing.
Sekitar pukul 04.00 pertemuan ke-2 pun dipungkasi. Melihat kehadiran dan cuaca yang tercipta sepanjang perjalanan malam ini, nampak tidak ada kehendak yang di bawa oleh masing-masing yang bermuatan tendensi apapun. Semua saling berbagi, semua saling berendah hati baik ketika mendengarkan atau didengarkan. Atas tiadanya kehendak tersebut, semoga nantinya ruang ini menjadi wahana atau ruang untuk orang-orang yang dikehendaki.
Sampai diperjumpakan kembali, matursuwun!
***
Omah Selasan, 9 Oktober 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI