Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bermain Olah Pikir "Layaknya Lingkaran Anak TK"

23 Oktober 2020   16:28 Diperbarui: 23 Oktober 2020   16:34 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umumnya M3 sendiri merupakan ruang bagi siapa saja yang ingin belajar berbicara dan mendengarkan. Kita pun lantas membuat breakdown tentang bagimana ketika berbicara atau menjadi pendengar yang baik.

Pak Sholeh lantas menambahkan tentang pentingnya M3 sendiri. Menurutnya, M3 merupakan sarana ruang olah pikir. Kenapa? Karena berpikir itu sendiri merupakan keniscayaan. Terlebih jika dituntut berpikir secara runtut, jernih, dan mudah dipahami nantinya ketika pikiran itu disampaikan di depan forum. Karena ada istilah sesat pikir atau salah logika yang sering terjadi ketika apa yang dipikirkan tidak tersampaikan secara baik. Namun, hal ini tetap tergantung dari kemampuan masing-masing ketika menangkap sebuah informasi tentunya.

M3 sendiri menurut Mas Egar, juga bisa menjadi ruang untuk meningkatkan kualitis diri melalui latihan olah pikir. Mas Sigit menambahi, bahwa dari pikiran nanti akan mewujud menjadi kata. Dari kata menjadi perilaku, dan perilaku yang berulang akan menjadi sebuah kebiasaan. Dan dari kebiasaan nantinya akan menjadi watak.

Melalui forum-forum kecil seperti ini, menurut Mang Yani secara tidak langsung kita akan membaca dan memperoleh banyak kekayaan pembendaharaan kata. Dari istilah-istilah yang jarang didengar nantinya akan merangsang pikiran untuk mengenali kata-kata yang asing. Karena menurut pengalaman dari guru Mang Yani ketika masih berlatih teater di ibukota, "setiap kepala adalah buku yang bisa kita baca."

Kita pun selanjutnya belajar terkait posisi, terutama tentang dimana letak M3 lebih tepatnya. Dengan kemajemukan latar belakang (musik, komputer, seniman, peternak,pengrajin, dll), sedangkan sudah banyak ruang yang mungkin serupa yang berada di lingkungan sekitar, posisi sebelah mana yang tepat untuk majelis ini? Karena tentu posisi ini nantinya juga akan berkaitan dengan waktu dan agenda agar tetap ada atau terjaga ruang ini. Meskipun, ada atau tidaknya ruang seperti ini juga kita tidak bisa lepas dari kesadaran akan peran Allah Swt.

Untuk bernaung di bawah Simpul Maneges Qudroh, yang menjadi wadah orang-orang maiyah yang mengumpulkan kita semua disini, itu juga sedikit menjadi pembahasan. Apakah harus ada serah terima jabatan atau perlu ijin-ijin tertentu? Atau tidak ada proses legalitas sama sekali seperti anggapan awal bahwa M3 ini sebagai salah satu unit kegiatan Maneges Qudroh, seperti halnya Selasan.

Yang menarik adalah kita membahas topik-topik tertentu tidak hanya sebatas permukaan. Kita belajar sampai ke hal-hal teknis yang sebenarnya itu merupakan sebuah masalah, akan tetapi tidak dimasalah-masalahkan. Seharusnya dengan lebih banyak memperhatikan teknis, sesuatu bisa menjadi lebih indah. Namun, karena dibiarkan, yang terjadi seolah terpaksa diindah-indahkan?

Dok. pribadi
Dok. pribadi
"Wong Bejo Ora Kurang seko Mergo"

Tak terasa waktu pun kian larut menjelang fajar. Saat itu waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 02.00, dan dari sepuluh orang mulai berguguran atau tidur satu per satu. Obrolan pun terus berlanjut hingga menjelang waktu shubuh.

Ketika sudah berupaya melatih pikir seperti ini, diharapkan nanti kita akan mudah menemukan keseimbangan di dalam dinamika liku kehidupan. Mampu menjaga kejernihan agar hasrat dan syahwat tidak leluasa menguasai diri.  Begitu juga dapat mambangun akhlak/moral yang cecara kontinuitas dilatih dengan berbagai sudut pandang pembelajaran yang didapat, baik melali intelektualitas, spiritualitas, ataupun mentalitas.

Mas Entong sedikit menambahkan kata-kata dari gurunya, bahwa orang yang tidak melakukan apa-apa tapi kok banyak berharap mendapat apa-apa. Lantas,apa yang sudah atau akan kita lakukan? "wong bejo pun ora kurang seko mergo (orang beruntung pun itu tidak kurang karena ada suatu sebab)."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun