Bagi Pak Amron, forum-forum sinau bareng seperti ini adalah salah satu bagian yang paling bisa dimaknai sebagai wujud rahmat Allah. Lalu, di dalam lapisan kedua terdapat qalbu.Â
Ini merupakan tempat ilmu dan kesadaran yang seharusnya menjadi filter sebelum dirangsang oleh akal. Namun, pada umumnya manusia sering mengabaikan filter ini. Alhasil, ilmu lebih sering memuat tendensi ambisi daripada kesadaran akan rahman dan rahim.
Dan yang terakhir adalah lapisan fuad. Pak Amron mengibaratkan lapisan ini seperti sebuah modem untuk dapat meningkap sinyal keilahian. Yang memungkinkan hati setiap insan mampu mengakses informasi Allah secara langsung. Termasuk Nur Muhammad, yang merupakan salah satu barokah yang diberikan Allah kepada manusia. "Sangat sulit bagi diri untuk mampu membahas atau mengulik tentang gelombang Nur Muhammad." Kata Pak Amron. Yang pasti diantara ketiga lapisan tersebut mesti ada hubungan serta keseimbangan lapisan satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan getaran yang baik pada hati.
Contoh ketika mendengar adzan. Dengan kesadaran shodr, adzan pertama didengar oleh telinga dan belum ada kesadaran. Orang biasanya abai terhadap adzan jika hanya memakai shodr. Pada lapisan kedua (qalb), dimana sudah memiliki ilmu. maka tercipta kesadaran, "Oh, sudah waktunya shalat" . Dan ketika sudah menyentuh lapisan fuad, maka kemungkinan yang terjadi, "oh, aku sudah dipanggil oleh Tuhan untuk segera shalat."
***
Mas Piu ini merupakan orang asli Kalimantan tengah yang sudah lama sekali tinggal di Magelang. Beliau menggunakan alat musik 'Sapek', yang merupakan alat musik tradisional daerah asalnya. Sebuah alat musik petik seperti gitar, tapi jarak notasi nampak tidak beraturan dan memiliki keunikan sendiri, berbeda dengan gitar pada umumnya.
Mas Adi, seorang guru yang juga menggeliati dunia sastra diharapkan oleh moderator untuk ikut memberikan sedikit tanggapan tentang tema malam ini. Mas Adi pun memberikan tanggapannya dengan menggunakan kisah pewayangan Antareja. Antareja sebagai anak pertama mendapatkan provokasi dari sengkuni, kenapa tidak dirinya yang mendapat kemuliaan terlebih dahulu. Justru adik-adiknya, yakni Gatotkaca dan Antasena yang mendapatkannya. Antareja menghormati adik dan bapaknya, mukti didapatkannya ternyata ketika mendahulukan adik-adiknya.
Antareja pun menurut Mas Adi mendapatkan perang batin yang luar biasa. Bagaimana jalan yang ditempuh menuju kemuliaan yang dikehendakinya. Meski pada akhirnya Antareja sendiri menemukan jawaban bahwasanya anak yang pertama tidak harus dimuliakan. Namun pada saat itu, Antareja kerasukan arwahnya Dasamuka, kemudian dia berontak dan membuat kegaduhan.
Orang biasa tak mampu melihat bahwa Antareja sedang kerasukan. Orang biasa hanya memehami bahwa Antareja melakukan tindak pemberontakan. Hingga akhirnya datang Batara Kresna yang mampu melihat Antareja sedang dirasuki arwah Dasamuka. Singkat cerita, akhirnya roh yang merasuki itu pun akhirnya mampu dikalahkan oleh Hanoman.
Dari cerita pewayangan tersebut, tokoh-tokoh yang ada bisa mewakili perwujudan sifat-sifat manusia pada zaman sekarang. Lalu, kita bisa mengambil nilai-nilai yang tersirat dalam kisah pewayangan. Selain memaknai, tidak ada salahnya pula merangkai sebuah pertanyaan, seperti yang Mas Adi utarakan di akhir ceritanya, "kenapa Antareja bisa kangslupan (kerasukan)?"