Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Bermusik dan Mencinta ala KiaiKanjeng

3 Februari 2020   16:31 Diperbarui: 3 Februari 2020   17:50 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peran KiaiKanjeng dalam Sinau Bareng
KiaiKanjeng sudah pasti sangat mahir mengatur dan mengolah ritme ataupun tempo nada-nada dalam bermusik. Akan tetapi, musik ini tidak hanya selalu berkaitan dengan senjata yang selalu dipegang oleh masing-masing personil.

Musik ini juga bisa berupa alur perjalanan sinau bareng itu sendiri. Layaknya sebuah lagu yang mesti diselesaikan dalam satu malam, alur ini harus tetap terjaga agar pada titik-titik tertentu para menikmat lagu tidak mengalami kebosanan.

Peran inilah yang begitu kentara dalam sinau bareng CNKK, ketika pembahasan mulai meninggi, Pakdhe-pakdhe ini mampu mencairkan suasana sinau bareng kembali.

Butuh pengalaman dan jam terbang agar memiliki keberanian untuk improvisasi mengubah suasana dari serius menjadi cair, canda, serta kegembiraan bersama di depan ribuan bahkan puluhan ribu jamaah.

Tempo yang sebelumnya beranjak semakin cepat ketukannya, mampu dijaga frekuensinya agar para jamaah tidak njeblug dalam mengikuti pembelajaran dekonstruksi cara pandang mengenai kehidupan yang selalu disampaikan oleh Mbah Nun yang sudah pasti bertabrakan dengan cara pandang pada umumnya.

Dengan maqom bermusik seperti itu, sudah selayaknya jika KiaiKanjeng mampu menjadi ruang bagi berbagai macam aliran musik tidak hanya level nasional, bahkan internasional mampu dibawakan oleh Pakdhe-pakdhe KiaiKanjeng dengan ciamik. Bahkan, jika ada request dadakan langsung dari jamaah, tanpa latihan pun KiaiKanjeng mampu membawakannya dengan apik.

Pada akhirnya, musik itu sendiri tak beda jauh dari agama atau keyakinan. Dari KiaiKanjeng, kita banyak belajar bahwa musik hanyalah alat untuk menyampaikan ilmu dan nilai kehidupan yang kita dapatkan sehari-hari.

Asalkan, dengan bermusik kita bisa terus mencintai dan membersamai kegelisahan maupun keresahan, hingga mampu merubahnya menjadi kebahagiaan dan keindahan bersama-sama.

Pokoke manteb lah, Pakdhe!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun