Kerana dalam gagasan itu sendiri, semua pasti menuju pada kebenaran yang ingin dijadikan sebagai sebuah pegangan. Kebenaran itu sendiri menurut Mas Sabrang dibagi menjadi 2, yaitu kebenaran koheren atau kebenaran yang didapat dari titik-titik yang saling terkait; dan kebenaran koresponden, yaitu  kebenaran yang didapat dengan membubuhkan bukti yang nyata.Â
Oleh karena itu dalam hal perebutan kebenaran, kita mesti memberi ruang yang besar agar mampu menampung segala jenis manusia. Dan menurut Mas Sabrang, "semua pasti salah, hanya belum menyadari kesalahannya."
Dan semua hanyalah permasalahan "trust distribution", yaitu bagaimana rasa percaya itu tercipta antara satu dengan yang lain. Terlebih jika sudah berhubungan dengan urusan uang. Siapa yang membela ilmu? siapa yang membela keadilan? Karena pada akhirnya semua itu juga akan kalah dengan kekuatan uang.
Dengan masalah trust ditribution yang kemudian menciptakan berbagai macam sistem untuk mengantisipasi permasalahan, dengan harapan mampu untuk menjadi tulang punggung society.Â
Namun melihat fenomena zaman yang telah terjadi, yang dibutuhkan bukan sekedar revolusi, namun lebih ke evolusi. Karena ternyata, sistem-sistem yang diciptakan di dunia tak lebih hanya sekedar illusi, tergantung kuantitas yang percaya kepada sistem-sistem itu hingga akhirnya dianggap kebenaran.
Kita seharusnya tidak autisme dalam bermaiyah, namun memaksimalkan peran inklusif dalam bermaiyah. Penggiat mesti saling dorong untuk kebaikan, bukan hanya bertemu hanya pada saat rutinan.Â
Simpul seharusnya tidak berjalan sendiri-sendiri, tapi lebih membentuk support system untuk mengerjakan target-target tertentu. Stereotipe penggiat sebagai panitia pengajian meski diidealkan menjadi penggiat adalah movement maker.