Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar "Nirleka" dengan Para Seniman

11 Desember 2019   16:10 Diperbarui: 11 Desember 2019   16:36 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan warna monochrome ini pun sangat identik dengan keadaan yang serba hitam putih. Selalu ada sekat yang membedakan. Selalu ada yang merasa benar, bahkan saling berebut kebenaran itu sendiri. Untuk pada akhirnya hanya karena sebatas ingin diakui sebagai pemenang, atau kepuasan karena telah melakukan penundukan/penindasan.

Berbeda dengan pendapat yang disampaikan oleh Mah Nun. Seklias memberikan respon dari kegiatan workhshop dari Majalah Sabana dengan melihat gejolak sastra yang mulai banyak kembali menarik peminat. Yang pertama kali harus diperhatikan dari sastra menurut Mbah Nun adalah bukan sastranya, namun latar belakang seseorang menulis. Tanyakan kepada diri, "kenapa dia menulis itu?"

Sedangkan kesan Mbah Nun terhadap pameran ini adalah tentang penglihatan seorang Nevi terhadap dunia dan manusia. Ternyata kehidupan sekarang juga refleksi dari apa yang digambar oleh Pak Novi. Sehingga tidak heran pula jika manusia rusak seperti sekarang ini. Lalu, Mbah Nun sedikit memberikan PR untuk melakukan pementasan yang lebih mengutamakan gerak daripada kata-kata.

Banyak sekali keberuntungan malam ini yang tak terbayarkan. Pertemuan dengan ilmu bahkan berkesempatan silaturrahmi langsung dengan pelaku-pelaku pawang budaya merupakan keadaan yang sulit didapati. Terlebih tidak ada singgungan sama sekali antara rutinitas harian dan kebudayaan. Namun, semua tak lebih hanya mengalir begitu saja.

Acara pun dipungkasi sekitar pukul 22.00 dengan doa yang dipimpin langsung oleh Pak Novi Budianto. Seseorang yang lebih dikenal sebagai rohnya grup Kiai Kanjeng ini sedikit menampilkan spirit dengan dimensi yang berbeda pada malam hari itu. Semoga sehat selalu, terus berkarya, dan salam budaya, Pak Nevy!

Yogyakarta, 5 Desember 2019 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun