Rindu mereka terapkan dalam hati yang selalu berkesinambungan, yang saling ikhlas. Sebuah kaum atau bahkan generasi yang jika menggunakan skala perbandingan cara pandang. Mereka adalah generasi yang mencintai Simbah dan Simbah juga mencintai mereka, salah satu generasi yang terlahir dalam payung mutahabbina fillah.
Dan ketika melihat dhawuh untuk mentadabburi DJD, yang pertama kali terbesit dalam benak adalah tema Padhangmbulan kemarin, yaitu dholuman jahula. Sudah dholim, jahilnya tidak ketulungan. Di antara 4 tipe manusia, Cak Fuad kala itu menambahkan tipe kelima, yaitu sudah tidak mengetahui kalau dirinya tidak mengetahui, ditambah ngeyel pula. Tapi, saya memaknai ketika hal tersebut (sifat dholuman jahula) ketika dijadikan sebagai objek. Atau pemaknaan hal tersebut hanya sebatas bagaimana para pejalan maiyah memposisikan sifat tersebut.
Karena uniknya, sifat dholuman jahula ini menjadi salah satu pegangan nilai selama masih hidup di dunia bagi kalangan grassroot. Dianggap dholim bahkan jahil sudah menjadi makanan yang sudah sering dienyam oleh mereka. Diprasangkai bodoh dan rendahan, bahkan gila seolah justru menjadi keberkahan tersendiri. Mereka tidak memposisikan dholuman jahula sebagai objek, akan tetapi selalu memposisikan diri atau mensubjekkan sebagai orang yang "Dholuman Jahula fiid-Dunya". Agar selalu eling dan waspada, bahwa dirinya harus terus berjuang untuk selalu berbenah diri dan tuntas dalam memeluk nafsu dunia.
Mereka berada dalam gua-gua yang dianggap terasing dan tersisihkan. Mereka tidak memperdulikan sampai kapan mereka berada dalam gua tersebut. Amalan-amalan wirid yang telah diberikan serasa cukup tanpa perlu tampil heroik. Mereka sudah belajar mengenal otentitas dan fadhilahnya, hingga sedikit faham tentang panggungnya masing-masing. Ya, mereka akan selalu tersembunyi. Karena dipersiapkan atau memang karena ketidakmampuannya, mereka tak peduli. Yang pasti, setidaknya agar cintanya tidak membatalkan cinta dalam iradah bahkan tajalli-Nya.
Sumber : https://ruangrindu39.wordpress.com/2019/10/21/mensubjekkan-dholuman-jahula-fiid-dunya/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H