Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Bersembunyi di Balik Sukma

26 September 2019   16:31 Diperbarui: 26 September 2019   16:48 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pixabay.com by skeeze

"Bahkan, senyuman itu, tidak berubah sama sekali... " sembari mengingat senyum Layla di pertemuan tadi pagi.

Elok sang fajar menyapaku menyirami semesta
menepikan peluh hadirmu selalu menyatukan insan
antara raga dan sukma yang terurai

***

(8 tahun yang lalu)

Tama merupakan orang terdekat bagi Layla. Hampir setiap hari, bahkan setiap waktu mereka selalu menjalin komunikasi satu sama lain. Membahas apa saja di hari-hari yang mereka lalui. Tiada hari tanpa Tama bagi Layla, pun sebaliknya.

Berbagi masalah pribadi sudah menjadi hal yang biasa. Tidak ada tabir sama sekali di antara mereka. Khusus bagi Tama, Layla merupakan pendengar terbaik disaat keluhan tentang perjalanan kehidupan selalu menyapa Tama yang justru datang dari lingkunagan yang seharusnya menjadi sebuah pelindung. Bisa dianggap Layla merupakan rumah kedua bagi Tama.

"Laa, kamu dimana?" tulis Tama dalam sebuah pesan ingin menagih janji untuk saling bertemu. Namun, Layla tak kunjung membalas pesan tersebut. Sudah menjadi kebiasaan bagi seorang Tama menanti balasan pesan singkat dari seorang perempuan yang begitu aktif di sekolahnya. 

Sebegitu pentingnya kehadiran Layla bagi teman-teman sekolahnya. Kebahagiaan seolah tercurah ketika siapapun berada di dekat Layla. Pada umumnya, mayoritas orang akan berkata bahwa Layla memiliki inner beauty yang sungguh indah.

(Suara notifikasi HP berdering)

Tama pun bergegas membukanya berharap itu merupakan pesan balasan dari Layla. Namun ternyata pesan permintaan tolong dari seorang kawan-lah yang masuk. Di saat bingung untuk mengonfirmasi kesanggupan, nampak sebuah amplop berwarna kuning sekali lagi nampak terdapat tanda bintang merah, yang merupakan pertanda terdapat sebuah pesan baru lagi. "Di hatimu." Balas Layla singkat.

Setidaknya frasa kata tersebut sedikit membuat detak jantung Tama semakin cepat. Meskipun, dalam kedekatan yang sudah terjalin ini pun mustahil jika rasa hanya tumbuh sebatas kawan atau sahabat. Ketidakpantasan selalu menjadi alasan Tama untuk menahan perasaannya sendiri. Kenyamanan yang sudah tercipta enggan Tama ucapkan jika pada akhirnya hanya akan membuat canggung jika terselip kata cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun