Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemimpi(n) Teraniaya Sunyi

1 Maret 2019   11:31 Diperbarui: 1 Maret 2019   13:06 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap individu pasti menjadi seorang pemimpi untuk mendapatkan peran atau menjadi lakon utama dalam lingkungan kehidupannya. Tidak ada satu individipun yang memimpikan dirinya menjadi tokoh antagonis yang tujuannya hanya membuat onar dan  ketidakharmonisan.

Pada malam itu, jika kita melihat dari sudut pandang ekonomi. Pak Arsanto mengibaratkan ekonomi sangat identik dengan getih. Dimana darah itu menjadi faktor penting dalam struktur tubuh kita untuk terus mendistribusikan nutrisi ke seluruh tubuh. Begitupun dengan ekonomi, ia memiliki siklus untuk terus berputar dalam roda kehidupan. 

Tentu agar kesehatan terjaga, agar kita bisa berperan secara maksimal dalam sandiwara dunia ini. Hanya saja kita tetap perlu membekali diri agar kita tidak salah memaknai angan bagi seorang pemimpi. Karena jika kita lupa terhadap bekal itu, kita hanya akan berakhir menjadi orang yang gumunan terhadap sesuatu terlebih dalam lingkup ekonomi.

Pak Munir sedikit menyambung tentang bahasan diatas. "hidup itu gak usah dibikin susah, Gusti Allah itu santai tapi sungguh-sungguh. Semua yang dilakukan santai tapi sungguh-sungguh hasilnya akan lebih baik." Beliau juga ikut menambahi tentang 'bekal' seperti apa yang baik buat diri kita. 

Menurut beliau, semua berasal dari ketenangan, disitulah kita bisa mengatur diri kita. Bisa selalu menyelaraskan ritme tubuh kita agar tidak merusak keseimbangan. Karena kesalahan orang pada zaman sekarang adalah terlalu memposisikan uang pada posisi yang sentral atau tujuan utama. 

Sehingga, banyak manusia telah termanipulasi oleh angan yang mengakibatkan rela melakukan segalanya demi tujuan yang salah tersebut.

Begitupun juga apabila pemimpi tersebut masuk ke dalam sistem kepemimpinan. Dimana menurut Pak Munir, awal dari sebuah kepemimpinan adalah proses. Proses untuk lebih mengenali diri sendiri. Sebuah proses untuk lebih banyak melatih sikap reflesksi terhadap diri sendiri. 

Hingga pada akhirnya, para pemimpi itu memiliki kedaulatan berfikir. Memiliki cakrawala kemandirian berfikir yang sangat luas. Pak Munir juga menyampaikan bahwa antara pemimpi jika diberi huruf nun(N) akan menghasilkan sebuah pernikahan. 

Dimana fungsi makna filosofi dibalik huruf nun itu sendiri memiliki penjabaran yang sangat luas. Hingga pada akhirnya bisa membawa pemimpi-pemimpi tadi memiliki potensi menjadi seorang pemimpin kang kasunyatan.

Pemimpin pada akhirnya hanya akan terjerembab pada situasi menang dan kalah, itu pasti. Akan tetapi bagaimana caranya agar kita tidak merugi? Kita ambil pesannya Mas Sabrang waktu di MS kemarin, "kebenaranmu yang sekarang adalah suatu kesalahan yang belum kau temui." 

Pun dengan kemenangan kita yang sekarang adalah hasil dari akumulasi kekalahan-kekalahan yang telah kita lalui. Bukankah kita mengerti makna sebuah kemenangan karena sebelumnya kita merasakan kekalahan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun