Mohon tunggu...
Tatu Nurapipah
Tatu Nurapipah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pamulang

Hallo semuanya perkenalkan nama saya Tatu Nurapipah saya sekarang berusia 20 tahun, saat ini saya sudah menjadi mahasiswi aktif di universitas Pamulang semester 4, saya mengambil kuliah sastra Indonesia. Hobi saya menonton drama Korea dan bermain bulutangkis saya juga cukup bisa berbicara di depan umum. Terimakasih semuanya salam kenal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahasa Sastra Dalam Dunia Perfilman

28 Oktober 2022   10:41 Diperbarui: 28 Oktober 2022   11:01 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Satu hal yang menarik dicermati dari industri perfilman di dunia dan Indonesia adalah tak jarang kita melihat film-film yang mengangkat kisah dari novel-novel laris. Seperti yang sudah dijelaskan di atas kita sebut saja laskar pelangi. Film yang tayang pada 2008 film ini diadaptasi dari novel laris karya Andrea Hirata yang berjudul serupa titik seperti halnya pada novel, film ini pun ternyata laris manis juga di pasaran lantaran sukses meraih 4,6 juta penonton. Berdurasi sekitar 125 menit, film ini disutradarai oleh Riri Reza, skenario ditulis oleh Saiman Aristo serta Mira Lesmana sebagai produsernya.

Setelah laskar pelangi, ada pula film ayat-ayat cinta yang diadaptasi dari novel karya Habiburrahman El-Shirazy berjudul serupa titik seperti laskar pelangi film ayat-ayat cinta juga sukses meraih jutaan penonton bahkan hingga meraup keuntungan sekitar Rp 125 miliar. Uniknya, novel karyanya kian laris manis setelah filmnya muncul.

Banyak lagi film-film di Indonesia diangkat dari novel dan terhitung mencatat sukses dari deretan film tersebut, kita bisa simpulkan bahwa novel laris bisa menjadi faktor penentu larisnya kisah tersebut ketika diangkat ke layar lebar tidak dipungkiri bahwa ada faktor-faktor yang menjadi pemicu kekurangan saat desa dalam novel diangkat menjadi cerita film atau lebih dikenal dengan istilah film adaptasi.

Adapun alur film adaptasi yaitu dimulai dari novel lalu menjadi film kemudian menjadi film adaptasi. Satu kekurangan adalah tidak semua kisah atau alur cerita dalam novel bisa diangkat ke layar lebar. Ini terjadi karena pada dasarnya antara film dan novel punya perbedaan dari sisi perspektif materi hingga penontonnya.

Ada beberapa jumlah perubahan yang terjadi ketika karya sastra diangkat menjadi film. Apa sajakah perubahan tersebut?
1. Kebebasan berimajinasi pembaca akan hilang
2. Tak ada lagi aspek mendalam dari sisi makna bahasa
3. Karya tulis punya kelebihan dan mengungkap pemikiran para tokohnya
 
Itu adalah tiga faktor yang menyebabkan perubahan yang terjadi ketika karya sastra diangkat menjadi film.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun