"Iya. Kenapa, Mas?" Alifa semakin heran ketika sang suami justru merengkuhnya erat. Beberapa detik kemudian, Rafiq melepas rengkuhannya. Ia memegang kedua bahu sang istri dan menatap matanya dalam.
"Ifa, pemuda itu adalah aku." Kini mata Alifa yang terbelalak, kaca-kaca bening tampak berkilat di matanya.
Keharuan menyelimuti hati keduanya. Ya, dua hati telah dipersatukan oleh keikhlasan dan doa tulus sang ayah, meski kini sang ayah telah kembali keharibaan-Nya. Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang engkau dustakan?
~ Selesai ~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H