Mohon tunggu...
Tatiek R. Anwar
Tatiek R. Anwar Mohon Tunggu... Penulis - Perajut aksara

Penulis novel Bukan Pelaminan Rasa dan Sebiru Rindu serta belasan antologi, 2 antologi cernak, 3 antologi puisi. Menulis adalah salah satu cara efektif dalam mengajak pada kebaikan tanpa harus menggurui.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Semangkuk Es Krim untuk Ican

20 Maret 2022   08:21 Diperbarui: 30 Mei 2024   19:20 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi semangkuk es krim, sumber: Dictio.id


Memasuki usia SMA, keluarga Ihsan pindah karena Bapak Ihsan diterima bekerja di sebuah perusahaan properti. Sejak itu komunikasi mereka terputus.


Banyak hal yang terjadi dalam kurun sepuluh tahun. Roda kehidupan terus berputar. Yang semula berada di atas, tidak selamanya berjaya. Yang berada di bawah tidak selamanya menderita. itulah yang terjadi dalam kehidupan keluarga Alina dan Ihsan.


"Bang Ican, terima kasih atas bantuannya, ya. Aku nggak bisa balas apa-apa kecuali doa kebaikan untuk Bang Ican dan ibu."


"Justru aku sangat berterima kasih sama Alina dan keluarga. Di saat orang lain nggak peduli sama kami, ayah Alina selalu memberi pekerjaan sehingga kami merasa dimuliakan dengan tidak meminta-minta."


"Ya, ayah adalah teladan kami dalam kebaikan. Semoga Allah merahmati dan melapangkan kuburnya." Alina medoakan sang ayah yang diaminkan Ihsan.


"Kamu tahu, nggak, apa yang paling berkesan buatku?" tanya Ihsan sambil memandang Alina.


"Apa?" tanya gadis itu penasaran.


"Semangkuk kecil es krim yang diberikan ayahmu setiap aku selesai membersihkan kolam atau pekerjaan lainnya adalah hadiah termewah buatku. Hal itu aku ingat terus, bahkan aroma dan rasanya masih lekat di hidung dan lidahku."


Alina menatap Ihsan dengan mata membulat karena takjub. Ia tidak menyangka hal sederahana itu bernilai sangat besar bagi Ihsan.


"Makasih, Na. Kebaikan keluargamu sangat berarti buat kami. Itulah yang mendorong aku untuk menjadi orang yang bisa memberikan manfaat untuk orang lain."


Alina hanya terdiam dengan mata berkaca-kaca. Dadanya terasa sesak karena keharuan yang membuncah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun