Pesantren Al Istiqomah asuhan Ustadz Ahmad, selain mengajarkan tauhid juga mengajarkan teknologi informasi dan pelatihan kewirausahaan. Dari sinilah Hadi terinspirasi untuk memulai bisnis aneka makanan olahan dari singkong.Â
Semangat dan keuletan Hadi menekuni bisnis barunya menampakkan hasil. Usaha kulinernya makin dikenal dan tersebar di berbagai daerah. Olahan singkong yang dikukus seperti brownies singkong aneka rasa, keripik singkong, olahan tradisonal seperti combro, misro dan getuk, juga nugget singkong. Masing-masing memiliki penggemar fanatik.
Hadi kini menjadi manusia baru, dengan kesalihan dan bisnisnya yang dia mulai dari biaya tanpa riba.
Suatu ketika, di sebuah taman di pesantren Al Istiqomah, Ustadz Ahmad menanyakan suatu hal pada Hadi yang membuatnya terpana.
"Hadi, saya lihat kamu sudah matang dan pantas untuk menggenapkan separuh agamamu. Maukah engkau kunikahkan dengan adikku, Shofa?"
Siapa tidak kenal Shofa? Gadis manis salihah dengan lesung pipi dan terkenal cerdas. Beberapa kali Hadi mendengar pemuda membicarakannya dan mengutarakan keinginan untuk mempersuntingnya.
Lalu mengapa Ustadz Ahmad justru meminta dirinya?Â
Memang Hadi cerdas dan memiliki wajah rupawan. Dulu, alis tebal, hidung mancung dan bibir tipisnya menjadi daya tarik tersendiri bagi teman-teman gadisnya. Kini apa yang diharapkan dari dirinya? Dia hanya seorang pemuda lumpuh yang banyak bergantung pada orang lain.
"Hadi, cukup sabda Rasulullah menjadi panduan. Jika seseorang memiliki keimanan, cukuplah itu menjadi bekal."
Dengan izin Allah, pernikahan keduanya pun terlaksana secara sederhana namun khidmat. Airmata haru dan bahagia, membasahi pipi kedua mempelai, begitu juga dengan Ratna, ibunda Hadi.
***