Mohon tunggu...
Tatiek R. Anwar
Tatiek R. Anwar Mohon Tunggu... Penulis - Perajut aksara

Penulis novel Bukan Pelaminan Rasa dan Sebiru Rindu serta belasan antologi, 2 antologi cernak, 3 antologi puisi. Menulis adalah salah satu cara efektif dalam mengajak pada kebaikan tanpa harus menggurui.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Janji Hadi

12 Desember 2021   03:50 Diperbarui: 12 Desember 2021   06:15 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Brakkk!

Tubuh Hadi terlempar dan sesaat kemudian terjatuh menyentuh aspal dengan keras. Hadi merasa sesuatu yang hangat mengaliri pelipisnya, seketika pandangannya menggelap.

***

Di sebuah kamar perawatan di sebuah rumah sakit, seorang wanita berusia 50 tahun, duduk di samping ranjang pasien lelaki berusia 27 tahun. Pasien itu adalah Hadi. Sudah tiga pekan pasca kecelakaan, Hadi terbaring koma. Selama tiga pekan pula ibu dan adik semata wayangnya bergantian menemaninya. 

Dari pemeriksaan MRI dan CT scan, diketahui penyebab koma Hadi karena benturan keras di kepalanya akibat kecelakaan. Dokter telah melakukan tindakan operasi untuk meminimalisir resiko pasca kecelakaan. Sejauh ini, pasien menunjukkan tanda-tanda kemajuan, memberi harapan pada ibu dan adiknya.

Tiba-tiba Ratna, sang ibu, yang sedang melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an, mendengar Hadi berkata lirih.

"A-yah ... Ayah ...." panggil Hadi lemah.

Ibu dengan tergesa mendekatkan wajahnya ke kepala Hadi. Dielusnya dengan lembut rambut putra tercintanya. Mendapati putranya sadar, seketika airmata bahagia membanjiri wajah lelahnya.

"Hadi ... Ini Ibu, Nak," panggil Ratna pelan.

Mata Hadi terbuka secara perlahan. Netranya menyesuaikan cahaya yang menerpanya.

Tergesa, dengan wajah diliputi kebahagiaan, Ratna memencet bel untuk memanggil petugas medis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun